Imbas Peluncuran Kebijakan Fiskal, Bursa Saham Domestik Menguat

- Senin, 6 April 2020 | 12:21 WIB
Ilustrasu sejumlah orang mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)
Ilustrasu sejumlah orang mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik pada perdagangan sesi pertama hari ini, Senin (6/4/2020). Pada pukul 11.00 WIB, IHSG tercatat mengalami penguatan signifikan hingga 92 poin atau setara 2,00 persen, ke level 4715. 

Jika dilihat dari data perdagangan sepekan terakhir, IHSG sudah mengalami penguatan hingga 6,38 persen. Padahal, IHSG sempat terseok-seok hingga melemah ke angka psikologis 3.000 an pada bulan Maret 2020 lalu. Penguatan indeks tersebut tak lepas dari kebijakan insentif fiskal yang diluncurkan pemerintah pada pekan lalu, senilai Rp405,1 triliun. 

Meski demikian, analis senior pasar modal yang juga Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menilai, penguatan indeks tersebut sangat rawan menjadi kontraksi pada pekan ini. 

Diakui Hans Kwee, pasar saham Indonesia sempat menguat, merespon paket stimulus fiskal senilai Rp405,1 triliun yang disampaikan Presiden Jokowi untuk melawan dampak negatif penyebaran pandemivirus corona (Covid-19) terhadap perekonomian. Tetapi data perkiraan terburuk dampak Covid 19 terhadap perekonomian yang sempat dilontarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati maupun Gubernur Bank Indonesia  (BI) Perry Warjiyo juga berpotensi menekan pergerakan pasar. 

Sebelumnya, Menkeu dan Gubernur BI sempat mengungkapkan skenario berat dan sangat berat terhadap perekonomian Indonesia, yang mana skenario yang disebut sebagai 'What If' oleh Gubernur BI itu membuat skenario jika nilai tukar Rupiah terhadap US$ bisa saja mencapai Rp17.500 -Rp20.000, nilai Inflasi bisa mencapai 3,9 – 5,1%, harga minyak bisa mencapai US$38 -31 per Barel dan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 2,3% - minus 0,4%. 

"Angka prediksi yang jelek itu kemudian akan menjadi kekuatan dan sentimen positif ketika data realisasi lebih baik dari perkiraan," ujar Hans Kwee kepada Indozone, Senin (6/4/2020). 

Menurut Hans Kwee, pasar akan menutup akhir perdagangan pekan ini dengan kinerja positif, akibat kenaikan harga minyak mentah dunia dan stimulus fiskal. Namun, kenaikan jumlah kasus yang cenderung lebih lambat di bandingkan negara lain, karena dikawatirkan akibat masih rendahnya jumlah test yang dilakukan perlu menjadi catatan tersendiri. Hal ini akan berbeda justru ketika kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 terjadi saat rapid test di perbanyak, maka hal ini mengindikasikan bahwa penangan kasus Covid 19 di Indonesia baik. 

"IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah, terkoreksi di awal-awal pekan dan kembali menguat di akhir pekan," tuturnya. 

Pergerakan IHSG akan sangat di pengaruhi pasar global dan regional. Support IHSG di level 4.393 sampai 3.918 dan resistance di level 4.848 sampai 5.112. Cenderung BOW atau beli ketika terjadi pelemahan di pasar.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X