Penanggulangan bencana alam mulai dari tahap awal evakuasi hingga rekonstruksi, memerlukan sinergi berbagai pihak terkait, semisal TNI, Basarnas, BPBD, Damkar, hingga Kepolisian dan Satpol PP, agar upaya dan hasil yang dicapai bisa maksimal.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen TNI Agus Rohman, dalam Latihan Penanggulangan Bencana Alam yang diikuti unsur TNI dari Divisi Infanteri (Pangdivif) 1 Kostrad, Basarnas, BPBD, Damkar, Kepolisian dan Satpol PP di Lapangan Pasopati Batalyon Armed 9/Pasopati, Resimen Armed 2/Sthira Yudha, Divisi Infanteri 1 Kostrad, Purwakarta Senin (9/9).
Pangdivif 1 Kostrad menerangkan, bagi unsur TNI latihan ini untuk mendapatkan gambaran kesiapsiagaan prajurit, dalam melakukan operasi penanggulangan bencana, sehingga bisa tingkat kesiapsiagaan penanggulangan bencana bisa terjaga dan terukur.
"Selain itu, latihan ini juga untuk meningkatkan kemampuan kerja sama antar instansi terkait, agar selaras dalam rangka penanganan bencana alam. Sebab, bencana alam merupakan peristiwa alam yang bisa menimbulkan kerugian materiil maupun jiwa," terangnya.
Ia menambahkan, selain penanggulangan bencana alam, juga dilatihkan penanggulangan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan yang ikut merambat dan menghanguskan rumah warga di sekitar lokasi kebakaran.
"Sinergi kesiapsiagaan juga diperlukan dalam penanggulangan kebakaran. Terlebih dalam proses evakuasi dan penanganan yang dilakukan dalam waktu bersamaan, sehingga membutuhkan kecepatan dan ketepatan," tandas Mayjen TNI Agus Rohman.
Kegiatan latihan penanggulangan bencana alam dan kebakaran yang digelar oleh Divisi Infanteri 1 Kostrad ini, dihadiri sejumlah pejabat instansi terkait, termasuk Forkompimda, BPBD, Damkar hingga Satpol PP Purwakarta.
