Elit Rukun Kulminasi Massa Sudah Reda, Pelantikan Jokowi Terkendali

- Sabtu, 19 Oktober 2019 | 17:35 WIB
Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin. (Antara/Nova Wahyudi)
Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden terpilih Ma'ruf Amin. (Antara/Nova Wahyudi)

Pelantikan Presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo dan Ma'ruf Amien diprediksi aman dan terkendali.

Pengamat Kemananan dari Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menjelaskan ada empat faktor yang menguatkan penilaiannya. Pertama secara politik konsolidasi partai pendukung pemerintah dan partai di luar pemerintah sudah selesai.

Sejauh ini hanya ada satu partai politik yang di luar pemerintah. Untuk itu adanya gonjang-ganjing politik untuk menunda pelantikan sangatlah kecil.

Kedua, kulminasi atau titik tertinggi massa yang melakukan demonstrasi terhadap presiden Joko Widodo sudah terjadi pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober lalu. Ia memprediksi pada hari H pelantikan tidak ada lagi aksi massa yang berdemo di depan gedung DPR.

Ketiga, sambung Muradi, pola pemberitaan media mainstream sudah tidak membuat adanya isu tentang mengagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Pemberitaan yang marak saat ini lebih kepada mengkritisi lima tahun pemerintahan Joko Widodo sebelumnya.

"Nah, soal ancaman teror dalam tiga bulan terakhir sudah ada penyisiran, sehingga potensi mereka melakukan aksi bom dan sebagainya masih kecil," ujar Muradi saat diskusi bertajuk 'Optimiskan Pelantikan Presiden Aman?' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10).

Lebih lanjut Direktur Pusat Studi Politik dan Keamanan Unpad ini menilai, sangat kecil peluang akan adanya lonjakan massa saat pelantikan pada 20 Oktober esok yang menargetkan pelantikan gagal. Namun ia memprediksi akan ada lagi aksi demo setelah pelantikan. 

Menurutnya jika pelantikan ditargetkan gagal, maka yang marah tidak hanya polisi saja, tetapi yang paling utama adalah TNI. 

"Ini adalah hajatnya TNI, intinya kesimpulan pada pelantikan presiden, aman," ujar Muradi.

Senada dengan Muradi, Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menilai tidak ada potensi masalah besar yang memancing terjadinya konflik. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah pertemuan para elit politik yang selama ini berseberangan.

Menurut Devie, pertemuan para elit ini merupakan sebuah momentum dalam merajut kebersamaan jelang pelantikan presiden.

"Kita lihat elit politik sudah berdamai satu sama lain, hidup berdampingan untuk mencapai tujuan yang sama. Nah ini mudahan-mudahan menjadi aspek sosial yang bisa meredam," kata Devie.

Artikel Menarik Lainnya: 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X