Kepergian The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot meninggalkan luka yang begitu mendalam bagi pemain sepak bola Ayub Antoh.
Pada 40 hari kepergian almarhum Didi Kempot, Ayub menceritakan pengalamannya yang luar biasa karena bisa berduet dengan sang maestro campursari itu.
"Sekiranya sudah 20 panggung yang saya jalani bersama pakde Didi. Tentu ini menjadi kesempatan yang sangat berharga buat saya," kata Ayub Antoh saat Live Instagram, Selasa (16/6/2020).
Bahkan, panggung pertama Ayub bersama Didi Kempot dilakukan tiga kali dalam sehari.
"Ingat banget waktu itu pertama kali diajak pakde manggung di Yogyakarta, kemudian Jakarta dan Solo. Bayangkan saja, dalam satu hari saya pindah-pindah panggung," kenang pemain sepak bola berusia 24 tahun itu.
Meski berasal dari Papua, bahasa Jawa Ayub cukup baik. Maklum Ayub dan keluarga tinggal di Yogyakarta. Makanya, saat mendengar kabar Didi Kempot meninggal, Ayub langsung berangkat dari Yogyakarta ke Solo naik sepeda motor.
"Terkejut banget, tanpa pikir panjang saya langsung ke rumah sakit di Solo naik motor. Kemudian ikut ke makam di Ngawi bareng Sobat Ambyar," ujar Ayub.
Satu hal pesan Didi Kempot yang tak pernah Ayub lupakan. Meski Ayub suka menyanyi dan berduet dengan Didi Kempot, dia tidak boleh meninggalkan impiannya sebagai pemain sepak bola.
"Pakde selalu bilang ke saya, Pace ayo semangat. Jangan pernah tinggal sepak bola, di sana passion dan cita-cita kamu. Jujur sampai sekarang masih terngiang," cerita Eks PSIM Jogja.
Ayub juga menambahkan bahwa kehadiran Didi Kempot di tengah generasi milenial menjadi bukti nyata bahwa pelantun Sewu Kuto ini sangat berpengaruh dan membekas.
