Di Cilincing, Jakarta Utara, ada sebuah lahan seluas hampir dua hektare yang dipenuhi dengan besi-besi besar. Mulai dari besi bangkai kapal yang telah dipotong-potong, besi dari bangkai kapal tenker, cargo sampai kapal penumpang atau belitan rantai besi kapal kusut yang sudah mulai berkarat dan mangkrak.
Di tempat ini, kapal-kapal seberat ribuan ton yang udah enggak beroprasi lagi dipotong sampai menjadi beberapa bagian.
Sejak pagi hari, para pekerja sudah sibuk mempersiapkan alat las dan alat pemotong lain untuk memutus bagian kapal satu persatu, ada juga yang membersihkan sisa-sisa bahan bakar atau oli yang masih tersisa dari badan kapal.
Karena pekerjaan ini cukup berbahaya, puluhan pekerja ini udah dilengkapi sama alat keselamatan lengkap oleh perusahaan yang mempekerjakan mereka.
Selain harus memperhatikan keselamatan diri dalam bekerja, enggak ada teknik khusus dalam pemotongan besi, hanya saja harus runut dalam memotong dari ujung ke bagian ujung lainnya.
Waktu untuk membelah-belah kapal berbeda-beda tergantung ukuran kapal, akan tetapi dalam pengerjaannya, memotong besi kapal memerlukan waktu yang cukup lama sampai bisa menjadi bagian-bagian kecil.
Bagian tersulit dari pemotongan kapal terletak pada bagian mesin. Waktu yang dibutuhkan bisa empat bulan lamanya.
Selanjutnya bongkahan besi yang sudah dipotong itu lalu ditarik ke darat memakai alat bantu krane.
Sampai ke darat, bongkahan besi kemudian dipotong lagi menjadi lebih kecil biar bisa diolah kembali menjadi besi rongsokan.
Bekerja sebagai pembelah kapal bukan hal yang mudah. Banyak resiko yang harus dihadapi para pekerja di sini. Mulai dari panasnya sengatan matahari di siang hari, bisingnya suara mesin las sampai kepulan debu besi yang cukup berbahaya. Tapi semua itu bukan halangan buat para pekerja yang mencari nafkah untuk keluarganya.
Artikel menarik lainnya: