Pemprov Kalsel Minta Ulama Ikut Kampanye Pencegahan Pernikahan Dini

- Rabu, 1 Maret 2023 | 09:01 WIB
Ilustrasi pernikahan dini. (Freepik).
Ilustrasi pernikahan dini. (Freepik).

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan para ulama dan tokoh masyarakat berperan penting dalam upaya menurunkan angka pernikahan dini atau usia di bawah 19 tahun di daerah itu.

Mengutip Antara, Kepala DP3A Kalsel Adi Santoso di Banjarbaru, mengatakan angka pernikahan dini di daerah itu cukup tinggi, bahkan masuk lima besar tingkat nasional. Menurutnya, pernikahan dini memicu kasus stunting karena banyak pasangan muda belum mengetahui tentang reproduksi.

Upaya yang telah dilakukan jajarannya dalam menekan pernikahan dini, antara lain menyebarluaskan imbauan melalui semua pemangku kepentingan, seperti pemerintah, tokoh masyarakat, dan sekolah tentang usia menikah minimal 19 tahun.

Baca Juga: Dokter Boyke Setuju Wejangan Viral 'Jangan Buru-buru Nikah', Demi Cegah Kelahiran Prematur

Para tokoh masyarakat, termasuk para ulama, yang memiliki banyak pengikut, dia mengharapkan, ikut mengampanyekan dan menyebarluaskan pentingnya mencegah pernikahan dini.

-
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) provinsi Kalimantan Selatan Adi Santoso. (ANTARA/HO)

Ia mengatakan penanganan persoalan perkawinan dini sudah masuk dalam rencana strategis (renstra) DP3A Kalsel pada 2021-2026.

"Masalah perkawinan dini ini Kalsel pernah nomor satu nasional pada tahun 2017, pada tahun 2018 bisa turun ke nomor 4, tapi kembali nomor satu pada 2019 hingga 21,18 persen," ujarnya.

Angka pernikahan dini pada 2020 dengan gerakan sosialisasi yang intensif, ungkap Adi, kembali bisa turun, yakni 16,24 persen dan pada tahun 2021 kembali turun di angka 15,30 persen.

Baca Juga: Terkuak! Alasan Bocah Wajo Nikah Dini, Ternyata Takut Pacar Direbut Orang

"Kita harap dengan gerakan yang sudah dilakukan besar-besar termasuk penanganan stunting hasil pendataan pada 2022 bisa makin turun, di tahun 2023 ini dengan dibantu para ulama dan tokoh masyarakat makin bisa turun lagi," ujar Adi.

Pihaknya mencatat tiga daerah teratas yang mencatat angka perkawinan dini pada 2021, Kabupaten Kotabaru, Tapin, dan Tanah Laut, sedangkan tiga daerah terendah, yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Tabalong.

"Ini penting jadi perhatian kita bersama, karena kasus stunting juga tinggi di provinsi kita," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X