Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso di Sunter dijadikan sebagai rumah sakit khusus untuk merawat pasien yang terinfeksi virus corona.
Hingga kini, pasien suspect corona yang diisolasi di RSPI berjumlah 9 orang. Dari 9 pasien, 8 di antaranya kondisinya dinyatakan baik.
Di balik kepopuleran nama RSPI, ada sejarah dan fakta-fakta terkait rumah sakit ini. Simak ulasannya yang berhasil dirangkum Indozone, Kamis (5/3/2020).
1. Pakai Nama Dokter dari Bali
Nama rumah sakit ini diambil dari nama seorang dokter asal Karangasem, Bali, Prof. Dr. Julie Sulianti Saroso. Dia adalah seorang tokoh kedokteran Indonesia yang pernah memperoleh gelar Doctor of Public Health (Epidemiologi) tahun 1965.
2. Berawal di Pulau Onrust
Pembangunan rumah sakit ini berawal dari stasiun karantina di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu pada 1917 hingga 1958. Fungsi utamanya adalah untuk menampung penderita cacar dari Jakarta dan sekitarnya.
3. Didirikan di Tanjung Priok
Setelah Indonesia dinyatakan bebas cacar, stasiun karantina ini berubah menjadi Rumah Sakit Karantina yang dibangun di kawasan pelabuhan Tanjung Priok pada 1985. Rumah sakit ini digunakan untuk melayani pasien dengan penyakit menular atau infeksi. Rumah sakit ini pun digunakan hingga 1994.
4. Pindah ke Sunter
Setelah menjalani fungsinya sebagai rumah sakit karantina, pada tahun 1994 rumah sakit ini pindah ke Sunter dan diberi nama RSPI Sulianti Saroso. Alamat rumah sakit ini di Jalan Baru Sunter Permai Raya, Jakarta Utara.
5. Jadi Rumah Sakit Rujukan
RSPI Sulianti Saroso yang ini dijadikan sebagai rumah sakit rujukan awal untuk pasien yang terinfeksi virus seperti SARS, flu burung, HIV/AIDS, MERS, dan difteri. Kini, rumah sakit ini menangani pasien yang diduga terinfeksi virus corona di Jakarta.