Virus Corona, Harga Tisu Toilet di Australia Capai Rp9 Juta per Gulung

- Kamis, 5 Maret 2020 | 12:22 WIB
Ilustrasi tisu toilet. (Reader'sdigest)
Ilustrasi tisu toilet. (Reader'sdigest)

Di tengah wabah virus corona atau Covid-19, banyak orang mencari alat pelindung diri untuk mencegah terkena virus corona. Di Indonesia, masyarakat berbondong-bondong mencari masker menghadapi virus corona.

Lain lagi dengan masyarakat Australia. Jika di Indonesia banyak yang mencari masker, masyarakat Australia justru memborong tisu toilet. Banyak warga di Australia yang panik dan memborong barang-barang di supermarket.

Di tengah kepanikan tertular virus corona, banyak orang mencoba menjual tisu toilet dengan harga selangit. Menurut laporan News 7, Facebook Marketplace menunjukkan sejumlah gulungan kertas toilet dan handuk kertas lainnya dengan harga fantastis.

Salah satu penjual mencoba menjual tisu toilet seharga 24.000 dolar Australia (setara Rp225 juta) yang berisi 24 gulung dengan 3 lapis kertas. Ada juga yang menjual satu gulung tisu toilet seharga 1.000 dolar Australia (setara dengan Rp9,4 juta). 

Menurut laporan Sydney Morning Herald, sebuah jaringan supermarket lokal menunjukkan bahwa kertas toilet adalah salah satu barang yang paling laris di toko-toko di Sydney. Selain tisu, masyarakat juga memborong makanan ringan dalam kemasan, barang-barang kaleng, pasta, dan beras.

-
Rak di salah satu supermarket di Sydney mulai kosong. (Twitter/@smh)

Salah satu cabang supermarket ALDI di Sydney terpaksa memberlakukan pembatasan penjualan barang-barang penting. Mereka memasang tanda di luar toko.

"Pembelian tisu toilet akan dibatasi 1 unit setiap tipe per pelanggan. Jadi hanya 1 tisu toilet per penjualan, pelanggan yang datang kembali dan dikenali telah membeli dalam 24 jam sebelumnya akan ditolak karena semua orang berhak atas tisu toilet, tidak hanya beberapa (orang)," bunyi tanda di luar toko.

Kepala Asosiasi Pengecer Australia, Russel Zimmerman pun meminta masyarakat untuk tidak panik dan menimbun barang-barang.

"Sama sekali tidak perlu panik atau menimbun (barang) darurat. Kami merasa tidak ada risiko terhadap ketersediaan makanan atau kebutuhan rumah tangga. Jika merek yang ingin Anda beli tidak tersedia hari ini, mungkin akan ada besok," jelasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X