WHO Tidak Sarankan Orang Sehat Terima Vaksin COVID-19 Booster Kedua, Ini Alasannya

- Minggu, 2 April 2023 | 13:40 WIB
Ilustrasi vaksin COVID-19 booster kedua. (Freepik)
Ilustrasi vaksin COVID-19 booster kedua. (Freepik)

Pemberiaan vaksin COVID-19 booster kedua sudah berlangsung di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, vaksin booster kedua ini tidak direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diberikan kepada orang dewasa sehat.

Dilansir The Guardian, WHO mengatakan hanya kelompok berisiko tinggi yang harus menerima vaksin booster kedua.

Baca juga: Imunitas Masyarakat Tinggi, Perlu Enggak Sih Vaksin Booster Kedua Buat Mudik Lebaran 2023?

Kelompok 'prioritas tinggi' yang dimaksud oleh WHO termasuk lansia, dewasa muda yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan penyakit jantung, anak-anak berusia enam bulan ke atas, dengan kondisi imunokompromais seperti HIV dan penerima transplantasi, wanita hamil dan petugas kesehatan.

-
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Freepik/tirachardz)

Kelompok prioritas tinggi ini harus mendapatkan vaksin COVID-19 booster kedua, enam hingga 12 bulan setelah dosis terakhir mereka.

Sementara itu, orang dewasa yang sehat dan anak-anak serta remaja dengan penyakit penyerta dianggap sebagai 'prioritas menengah'.

Kelompok tersebut direkomendasikan hanya menerima booster dosis pertama. Meski booster kedua aman diberikan, tapi tidak direkomendasikan mengingat pengembalian kesehatan masyarakat yang relatif rendah.

Baca juga: Bekerja Sama dengan Kemenparekraf, Kemenkes Percepat Vaksin Booster Kedua

Kelompok prioritas terendah adalah anak-anak dan remaja sehat berusia enam bulan hingga 17 tahun. Meskipun dosis primer dan booster aman dan efektif pada anak-anak dan remaja.

Tapi dampak kesehatan masyarakat dari memvaksinasi kelompok tersebut secara komparatif jauh lebih rendah daripada manfaat vaksin untuk melindungi mereka dari penyakit.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X