Hipertensi di Kalangan Milenial Meningkat, Begini Cara Mengendalikannya

- Senin, 7 Juni 2021 | 16:21 WIB
Ilustrasi alat pengukur tekanan darah. (Pexels/Cottonbro)
Ilustrasi alat pengukur tekanan darah. (Pexels/Cottonbro)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak hanya menyerang orang lanjut usia. Prevalensi hipertensi di kalangan milenial di zaman sekarang cukup tinggi.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 18-39 tahun mencapai 7,3 persen dan prevalensi pre-hipertensi di rentang usia ini mencapai jauh lebih tinggi lagi, yakni 23,4 persen.

Menurut Yayasan Jantung Indonesia (YJI), hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Kondisi ini tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia tapi juga milenial, yakni generasi yang lahir antara tahun 1981 dan 1996.

Kenaikan prevalensi hipertensi pada milenial ini berhubungan erat dengan pola hidup tidak sehat, stres, dan kemajuan teknologi yang mengurangi aktivitas fisik. Stres dipicu oleh banyak faktor seperti tuntutan pekerjaan, juga pandemi Covid-19. Studi Blue Cross Blue Shield Association menemukan bahwa 92 persen milenial menganggap Covid-19 telah berdampak negatif terhadap kesehatan mental mereka.

“Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular seperti hipertensi dan penyakit jantung ini berhubungan erat dengan pola atau gaya hidup antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, rendahnya aktivitas fisik, rendahnya konsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah, serta tingginya konsumsi gula garam dan lemak," kata Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin dalam keterangan yang diterima Indozone, Senin (7/6/2021).

Ia mengimbau milenial untuk rutin memeriksa tekanan darah dan menghindari penyebab hipertensi.

"Yang paling utama selain menghindari pola hidup tidak sehat adalah kita juga melalukan pengukuran tekanan darah secara rutin sehingga bisa mencegah atau setidaknya dan mengendalikan hipertensi," lanjutnya.

BACA JUGA: 7 Remaja di AS Alami Peradangan Jantung Setelah Terima Dosis Kedua Vaksin Pfizer

Ahli Jantung dan Pemerhati Hipertensi Dr. Badai Bhatara Sp.JP, FIHA, MM menambahkan, hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sampai dua kali, dan risiko gagal jantung serta stroke sampai tiga kali.

"Kita harus menumbuhkan kesadaran diri untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dengan memodifikasi gaya hidup seperti rajin berolahraga juga membatasi asupan garam," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

X