Footbinding adalah kebiasaan China mematahkan kaki gadis-gadis kecil di sana dan kemudian mengikat kakinya dengan erat untuk mengubah bentuk serta ukurannya. Pada jaman dahulu, kaki kecil mungil akan dianggap sebagai simbol keindahan di sana.
Dalam beberapa situasi, footbinding ini juga menunjukan status keluarga. Banyak gadis-gadis dan wanita China yang harus digendong sepanjang hidup mereka karena mereka yang kakinya terikat kebanyakan mengalami cacat. Karena itulah, keluarga akan membutuhkan banyak uang untuk mengurus hal ini.
Baca Juga: Sup Ular dari China, Makanan Ekstrem Musim Dingin yang Populer di Hong Kong
Footbinding sangat mengakar dalam budaya Tiongkok selama lebih dari ribuan tahun. Berkali-kali para penguasa di sana mencoba untuk menghentikan budaya ini namun, tetap gagal melakukannya.
Praktik pengikatan kaki ini ternyata sudah ada sejak tahun 1100 Masehi. Tapi, di abad ke-20 para pemimpin Tiongkok berusaha melarang semua praktik pengikatan kaki.
Sayangnya, meskipun praktik ini mulai berkurang namun, budaya ini masih populer sampai saat ini.
Baca Juga: China Bolehkan Warganya Liburan ke Luar Negeri Kecuali Taiwan, Kenapa?
Budaya pengikatan kaki sudah dilakukan selama sekitar 1.000 tahun dengan banyak kritikan yang terus mendampingi kegiatan ini.
Maka dari itu, menjadi hal yang sulit dan membutuhkan waktu lama bagi footbinding untuk sepenuhnya diberantas dari budaya China.
Namun, sekarang tidak perlu khawatir lagi karena faktanya, budaya footbinding sudah resmi dihentikan dan dilarang oleh Sun Yat Sen pada tahun 1912 sampai pada akhirnya benar-benar terhapus sekitar tahun 1949 dan seterusnya.
Baca Juga: China Raup Keuntungan Rp61 Triliun Selama Libur 3 Hari Berkat Wisatawan Domestik
Penulis: Jihan Rienita