Prancis, terutama Paris dikenal identik sebagai kota romantis penuh cinta dari traveler dari seluruh dunia. Tetapi, warga lokal malah jarang ngobol dan mengatakan cinta pada pasangannnya. Tanpa mengatakan cinta, orang Prancis dilaporkan telah belajar menunjukkan aksi nyata sebagai gantinya, mengutip BBC.
Contoh ini adalah mengenai spasang suami istri yang saling mencintai di Prancis. Suami selalu memberikan buket bunga hampir setiap akhir pekan dan saat berada dalam pesta penuh wanita cantik, lalu sang suami akan bangga menyebut julukan sayangnya. Sang suami pun memanggil ma biche (rusa saya) dan menunjukkan cintanya kepada istri setiap hari.
Tetapi, istri tidaklah ingat kapan terakhir kali si suami berkata je t'aime. Ini mungkin membingungkan jika bukan hal yang normal di Prancis, dimana tak peduli seberapa jungkir baliknya pasangan itu, mereka jarang mengucapkan kata-kata itu.
Ini bukan mengenai kurangnya kasih sayang atau ketakutan akan komitmen. Seperti yang diamati Liliy Heise, seornag penulis lepas dari Kanada dan pakar roman yang tinggal di Paris, komitmen bukan menjadi hal yang tampak mudah untuk orang Prancis. Hal ini membuat dirinya memberikan komentar.
"Setelah tiga kali kencan, mereka tidak akan bertemu orang lain dan berharap untuk bersama sepanjang hari, setiap hari, kecuali ketika pekerjaan menghalangi," katanya.
Orang Prancis dilaporkan tidak mengatakan aku mencintaimu karena mereka tidak mempunyai kata kerja untuk ungkapkan perasaannya yang tulus kepada orang yang mereka cintai. Hanya ada kata kerja aimer yang berarti menyukai.
Akibatnya, orang Prancis tidak melebih-lebihkan ketika mereka mengalihkan aimer untuk menjelaskan hubungan mereka dengan baguette hangat ataupun aroma lilac. Tanpa bisa mengatakan cinta, orang Prancis pun belajar untuk menunjukkannya sebagai gantinya. Dimana, sanjungan, sikap kesatria, dan hal-hal romantis adalah semua kata yang ditemukan dalam Bahasa Inggris lewat Bahasa Prancis Kuno.
