TikTok sebagai platform yang cukup banyak digunakan di seluruh dunia, akhirnya secara resmi dilarang digunakan di Amerika Serikat (AS). Tak puas dengan keputusan itu, pihak TikTok menyindir negara adidaya itu yang dianggap telah menghilangkan hak kebebasan berbicara.
Kembali kita breakdown ulang, pemerintah Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir terus mengedepankan gagasan untuk melarang TikTok di negara tersebut. Hal ini karena TikTok dianggap telah mengganggu masalah keamanan informasi pribadi penggunanya.
Baca juga: Bentar Lagi, Pengguna TikTok di Bawah Umur Cuma Bisa Main Aplikasi 1 Jam
Banyak yang percaya bahwa Bytedance milik China, perusahaan induk TikTok menggunakan aplikasi video itu untuk memata-matai pengguna di seluruh Amerika Serikat. Atas keputusan dan dasar itu, TikTok menjadi salah satu platform yang dapat stigma buruk.
Alhasil, Komite Urusan Luar Negeri mengesahkan undang-undang untuk melarang aplikasi tersebut pada 1 Maret 2023. Ini secara jelas membuktikan kalau TikTok dilarang beredar. Tak diam, TikTok menyindir pemerintah Amerika Serikat dalam sebuah pesan di Twitter.
Baca juga: Cerita Kevin Geraldi Berani Inisiasi Gerakan Bahas Politik di TikTok: Awalnya Dihujat
"Larangan AS terhadap TikTok adalah larangan ekspor Budaya dan nilai Amerika kepada lebih dari satu miliar orang yang menggunakan layanan kami di seluruh dunia,” tulis TikTok di Twitter, dilihat Indozone pada Kamis (2/3/2023).
"Kami kecewa melihat undang-undang yang (disahkan) terburu-buru, meskipun dampak negatifnya cukup besar, (tetapi) hak kebebasan berbicara jutaan orang Amerika yang menggunakan dan menyukai TikTok (tak didengarkan),” jelas pernyataan TikTok.
— TikTokComms (@TikTokComms) March 1, 2023
Di lain sisi, banyak pengguna TikTok yang menilai bahwa pemerintah Amerika Serikat dan Kanada terlalu tergesah-gesah meresmikan pelarangan itu. Meski demikian, pada akhirnya tidak akan ada lagi masa depan cerah bagi TikTok di Amerika Serikat.
Artikel menarik lainnya:
