Istilah single sign on (SSO) mungkin terdengar cukup asing di telinga kamu. Tapi bisa saja kamu pernah melakukan hal tersebut.
Sebagai contoh, pernahkah kamu menggunakan akun e-mail atau media sosial untuk sign in di e-commerce belanja online, aplikasi musik digital, online travel agent maupun lainnya? Jika pernah, maka itu yang dinamakan SSO.
Namun, apakah sebenarnya SSO aman dilakukan?
Menurut pakar keamanan jaringan internet, Ir. Budi Rahardjo, MSc, PhD, SSO sebenarnya tergolong aman selama disediakan dan terhubung dengan situs yang terpercaya. Apabila layanan SSO terdapat di situs yang tidak jelas asal-usulnya, maka itu berbahaya karena bisa jadi malah akun email atau media sosial berpeluang untuk diretas.
"SSO itu enaknya tinggal klik dengan menggunakan satu akun. Tapi harus percaya layanan ini benar. Kalau situs abal-abal malah nyadap akun," kata Prof Budi dalam suatu diskusi online, Selasa (5/5/2020).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, SSO memang membuat kenyamanan pengguna internet naik. Tapi di sisi lain, tingkat keamanannya sedikit menurun. Sebab pengguna aplikasi harus mempercayai layanan penyedia seperti e-mail maupun media sosial.
"Tentunya lebih aman kalau punya user ID dan password sendiri, dengan catatan password susah ditebak. Misalkan punya 50 aplikasi, password masing-masing harus beda. Ini harus dicatat agar tidak lupa," kata Prof Budi.
Mungkin banyak orang yang merasa kesulitan bila harus memiliki banyak user ID dan password berbeda di setiap aplikasi. Oleh karenanya mereka memilih SSO agar lebih mudah.
"Jadi balik lagi, mau pilih aman atau nyaman. Kalau aman sedikit tidak nyaman. Kalau nyaman sedikit tidak aman," tandas Prof Budi.
