Pengamat: Pemerintah Jangan Gengsi Tarik Kembali RUU Cipta Kerja

- Jumat, 6 Maret 2020 | 14:24 WIB
Ilustrasi terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja kini tengah menjadi sorotan (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Ilustrasi terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja kini tengah menjadi sorotan (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

Peneliti Pusat Kajian Kebijakan Publik dan Hukum (Puskapkum) Ferdian Andi menyatakan pemerintah sebaiknya tidak gengsi untuk segera melakukan penarikan RUU Cipta Kerja dari DPR untuk perbaikan materi yang krusial dan yang dinilai menabrak sejumlah prinsip-prinsip dasar dalam bernegara.

"Pemerintah tak perlu gengsi untuk menarik draft RUU Cipta Kerja tersebut. Pemerintah juga tidak akan kehilangan muka jika menarik draft RUU Cipta Kerja ini," ucapnya saat dihubungi Indozone, Jumat (6/2/2020).

Menurtunya, penarikan RUU Cipta Kerja ini sebagai upaya mencegah kerusakan yang akan muncul dari RUU ini. Mencegah kerusakan harus lebih diutamakan oleh pemerintah ketimbang mendorong kemanfaatan yang diharapkan dari RUU Cipta Kerja ini.

"Polemik yang ditimbulkan dari RUU Cipta Kerja harus direspons secara baik dan bijak oleh pemerintah sebagai pihak yang menginisiasi RUU Cipta Kerja ini," jelasnya.

Dia mengatakan sejumlah persoalan substansial, yang belakangan pemerintah menyebut typo atau salah ketik, semestinya segera diperbaiki. RUU Cipta Kerja ini merupakan etalase wajah hukum pemerintahan Jokowi.

"Satu bulan sejak penyerahan draft RUU Cipta Kerja dari pemerintah ke DPR telah memunculkan reaksi dari berbagai elemen masyarakat baik kalangan akademisi dan sejumlah stakeholder. Semestinya respons dan reaksi dari publik ini dapat menjadi masukan penting bagi pemerintah sebagai inisiator RUU Cipta Kerja ini," ungkapnya.

Pemerintah, sambungnya, harus memastikan secara substansial RUU Cipta Kerja ini tidak keluar dari koridor reformasi dan demokrasi yang telah diperjuangkan bersama-sama pada 21 tahun silam.

"RUU Cipta Kerja justru harus menguatkan bangunan reformasi dan demokrasi," katanya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X