Usir Kebosanan di Tengah Corona, Mahasiswa Indonesia di Amerika Pilih Kegiatan Ini

- Minggu, 12 April 2020 | 10:04 WIB
Sahriani (Dok Pribadi)
Sahriani (Dok Pribadi)

Sahriani, mahasiswa Indonesia yang kini menempuh pendidikan S2 di American University memiliki cara tersendiri mengusir kebosanan di tengah isolasi mandiri akibat pandemi virus corona

Yani, sapaan akrabnya, memilih untuk bersepeda di hutan kota dekat tempat tinggalnya yang terletak di negara bagian Maryland. Ia biasanya akan bersepeda bersama teman-teman satu kosnya dengan tetap menjaga jarak satu sama lain, sekaligus menghibur diri dengan melihat dedauan warna-warni khas musim semi.

"Setelah bosan, dua atau tiga hari sekali keluar untuk sepedaan di hutan dekat tempat tinggal, biar bisa lihat dunia luar, hirup udara segar. Apalagi ini sedang spring, bunga bermekaran, pohon-pohon berwarna cantik banget," ujar Yani kepada Indozone, Minggu (12/4/2020). 

Mahasiswa jurusan Health Promotion Management ini juga menghindari kebosanan dengan saling bertelepon sesama mahasiswa Indonesia di Amerika dan video call dengan keluarga di kampung halaman.

"Pikirannya tuh karena jauh dari keluarga di Indonesia, ya kita saling berkabar termasuk dengan teman-teman di sini lewat di grup, telepon, video call, dan sering zoom biar enggak bosan dan enggak stres sendiri. Biar tahu apa yang orang di luar rasakan tuh sama dengan yang kita rasakan, kita enggak sendiri kayak merasa sedang di penjara," ungkap Yani.

-
Sahriani saat berkunjung ke kota New York sebelum pandemi corona (Dok Pribadi)

Selain itu, kegiatan lain yang ia sukai adalah pergi belanja stok bahan makanan dengan jalan kaki atau ikut bersama pemilik kos. Saat pergi berbelanja, ia bisa menikmati udara segar di luar. Ia pun harus mengikuti standar operasional yang sudah diatur pihak swalayan dengan mengharuskan pengunjung menggunakan masker, antre berjarak, dan jumlah orang masuk harus sama dengan jumlah orang keluar swalayan.

"Hari ini saya nebeng mobil ibu kost untuk belanja. Dan di Maryland sekarang sudah mulai mengikuti apa yang diterapkan di DC (distric of columbia), membatasi jumlah pembeli yang masuk dan keluar toko. Saya jadi langsung merasa demam dengan situasi ini," terangnya.   

Sebelumnya, Yani sekalipun tak membayangkan akan berada dalam situasi wabah virus corona yang hampir menghentikan banyak aktivitas publik di Amerika, termasuk kegiatan perkuliahan tatap muka yang biasa ia jalani.

"Jadi sedih, semua di luar ekspektasi. Dua bulan kemarin, enggak terbayang akan mengalami ini. Yang bikin kuat, ya telponan sama teman-teman. Kadang merasa, ya ampun kok begini banget. Tapi setelah telepon sama mereka jadi kuat lagi bahwa kita enggak sendiri," katanya.

Artikel menarik lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X