Publik masih menantikan kelanjutan tewasnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari. Hingga saat ini polisi masih melakukan investigasi.
Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Merdisyam mengatakan, proses investigasi akan berlangsung secara transparan. Tidak ada hal yang ditutup-tutupi.
"Pengawasan akan dilakukan tim eksternal di bawah Ombudsman. Ini salah satu bentuk keterbukaan kami," kata Merdisyam saat menemui ratusan masa aksi di depan Mapolda Sultra, Rabu (2/10).
Pria yang baru saja menggantikan posisi Brigjen Pol Iriyanto tersebut mengungkapkan, tim investigasi sedang bekerja untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya dua mahasiswa tersebut secepatnya. Pemeriksaan, lanjutnya, dilakukan secara internal dan eksternal.
"Kalau ada bukti atau petunjuk lain dari kejadian tersebut akan dibuka, tak boleh ada sesuatu yang lewat, harus ada data dan fakta yang jelas karena ini tanggung jawab kami kepada publik," tuturnya.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah membentu tim investigasi. Tim ini melibatkan Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Asis.
Kapolri juga menurunkan personel bagian Profesi dan Pengamanan (Propam), Intelijen dan Keamanan (Intelkam) dan Divisi Humas Polri yang dipimpin langsung Inspektorat dan Pengawasan Umum (Irwasum) Polri.
Seperti diketahui, dua mahasiswa Halu Oleo meninggal dunia setelah melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sultra, beberapa waktu lalu. Korban adalah Immawan Randi dan Yusuf Kadari.
Berdasarkan hasil autopsi rumah sakit, Randi tertembak di dada kanan. Adapun Yusuf mengalami pendarahan hebat di bagian kepala.
