Ilmuwan Khawatir Akan Lebih Banyak Orang Mati saat Virus Diperlakukan Seperti Flu Biasa

- Selasa, 6 Juli 2021 | 09:39 WIB
Ilustrasi pandemi. (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi pandemi. (Pexels/Anna Shvets)

Pejabat kesehatan mengatakan akan ada lebih banyak orang mati jika negara-negara terus melonggarkan pembatasan Covid-19.

Epidemiolog khawatir bahwa rencana untuk menurunkan Covid-19 menjadi flu musiman akan menyebabkan gelombang kematian baru.

Peringatan itu muncul ketika Perdana Menteri AustraliaScott Morrison mengklaim Covid akan diperlakukan 'seperti flu' begitu tingkat vaksinasi di negara itu mencapai 80 persen.

"Kami menyelesaikan ini, Australia, dan Anda dapat melihat apa yang ada di sisi lain," katanya memperkenalkan peta jalan negara itu dari penguncian, dikutip dari The Sun.

"Bila seperti flu, kita harus memperlakukannya seperti flu dan itu berarti tidak ada penguncian," katanya lagi.

Negara Pasifik saat ini memiliki salah satu rezim karantina paling ketat, mengharuskan pendatang untuk mengasingkan diri di hotel selama dua minggu dan melarang warga Australia meninggalkan negara itu tanpa izin.

Tetapi pejabat kesehatan senior memperingatkan proposal itu akan menyebabkan lebih banyak orang mati.

Pakar penyakit Suman Majumdar mengatakan akan menjadi kesalahan untuk melepaskan virus.

"Daripada flu, saya akan mengatakan campak mungkin lebih mirip, karena campak adalah bencana jika merajalela di populasi yang tidak divaksinasi," katanya.

Otoritas kesehatan di seluruh dunia dalam siaga tinggi setelah Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan varian 'Lambda' baru bisa lebih menular daripada jenis saat ini.

WHO mengklasifikasikan Lambda sebagai Variant of Interest global pada 14 Juni.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X