Soal Deklarasi Anies Capres 2024, Demokrat Ngaku Masih Rumuskan Formula Kemenangan

- Minggu, 8 Januari 2023 | 12:24 WIB
Ketum Demokrat AHY bersama Anies Baswedan. (INDOZONE/Harits Tryan)
Ketum Demokrat AHY bersama Anies Baswedan. (INDOZONE/Harits Tryan)

Partai Demokrat hingga kini mengaku masih terus melakukan pembasan perihal kapan melakukan deklarasi terhadap calon presiden (capres) yang bakal diusungnya di Pilpres 2024 mendatang. Walaupun sekarang ini Demokrat sedang menjalin komunikasi dengan NasDem yang sudah mengusung Anies Baswedan sebagai capres.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Herzaky Mahendra Putra mengatakan, saat ini Demorkat bersama koalisi perubahan oleh Demokrat, PKS dan NasDem masih mencari formula untuk memenangkan capres yang bakal diusung mereka.

"Untuk Deklarasi, masih dalam proses pembahasan dengan teman-teman koalisi perubahan. Kita cari formula yang paling memungkinkan untuk menang," ujar Herzaky sebagaimana dalam siaran pers yang diterima Indozone, Minggu (8/1/2023).

Baca Juga: PDIP Tak Mau Buru-buru Umumkan Capres-Cawapres, Megawati Tunggu Waktu yang Tepat

Dikatakan Herzaky untuk di dalam internal Demokrat sendiri ada dua nama yang mengemuka yakni Anies Baswedan dan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia bilang nama itu merupakan aspirasi dari kadernya kala bertemu dengan masyarakat.

"Belum ada nama lain. Ini aspirasi dari kader-kader kami, konstituen kami, masyarakat yang ditemui para pengurus dan anggota dewan kami di berbagai pelosok negeri. Soalnya, kita ini sedang membentuk koalisi perubahan. Capres dan cawapresnya harus sosok yang lekat dengan perubahan, bukan status quo," tuturnya.

Baca Juga: Koalisi Perubahan Diisukan Renggang, Demokrat: Kami Makin Solid!

Apalagi, hasil survei berbagai lembaga menunjukkan tingginya elektabilitas kedua sosok ini, terutama ketika dipasangkan. Untuk itu, kata Herzaky, pihaknya harus realistis dan rasional untuk mencari yang terbaik.

Mengenai apakah deklarasi koalisi dahulu, atau sekaligus dengan capres dan cawapresnya, Herzaky menegaskan semuanya harus dibahas dan dipertimbangkan secara detail karena ada kondisi-kondisi berbeda di 2024 dibandingkan 2019, yang perlu disesuaikan.

"Kalau nama-nama capres dan cawapres baru belakangan dideklarasikan, misalnya, perlu diingat ada perbedaan drastis waktu kampanye di  pilpres 2024 dan pilpres 2019," tuturnya.

Dia mencontohkan di Pilpres 2019, waktu kampanye sangat panjang, hampir delapan bulan. Jadi, kalau capres-cawapres ditentukan dan diumumkan di saat-saat terakhir, masih ada waktu kira-kira delapan bulan untuk sosialisasi. 

Sementara, kalau di Pilpres 2024, waktu kampanye hanya 75 hari terbilang sangat singkat.  Jadi, kalau dulu di Pilpres 2019 baru last minute diumumkan, nama capres dan cawapres bisa jadi element of surprise. 

"Nah, kalau sekarang, di Pilpres 2024, bisa jadi malah gol bunuh diri namanya. Waktu terbatas untuk sosialisasi sosok capres-cawapresnya. Belum sempat konsolidasi, sosialisasi, belum banyak dikenal publik di berbagai pelosok negeri, belum sempat naik elektabilitas sebagai pasangan, tahu-tahu sudah selesai waktu kampanye, tahu-tahu sudah masuk hari penghitungan suara," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X