Indonesia Duduki Peringkat Ketiga Penderita TBC Tertinggi di Dunia, Jokowi: 2030 Bebas TBC

- Selasa, 21 Juli 2020 | 13:45 WIB
Presiden Jokowi. (instagram/@jokowi)
Presiden Jokowi. (instagram/@jokowi)

Di  tengah wabah pandemi corona yang belum juga mereda, Presiden Jokowi menyoroti problematika kesehatan lainnya, yaitu tuberculosis (TBC).

Pasalnya kata Jokowi, Indonesia masuk dalam peringkat ketiga penderita TBC tertinggi di dunia, setelah India dan Tiongkok.

"Perlu kembali saya ingatkan bahwa Indonesia masuk ke ranking yang ketiga kasus penderita TB tertinggi di dunia setelah India dan Tiongkok," ungkap Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

-
Presiden Jokowi. (instagram/@jokowi)

Tingginya angka kasus TBC di Indonesia, Jokowi membuat target Indonesia harus bebas TBC pada 2030 nanti. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan berbagai upaya.

"Kita memiliki target untuk pengurangan tuberkulosis pada 2030, ini menuju ke bebas tuberkulosis dan untuk mencapainya saya minta diperhatikan beberapa hal," sambungnya.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa TBC, adalah satu dari 10 penyakit menular yang menyumbang angka penyebab kematian terbanyak di dunia, lebih besar daripada HIV/AIDS.

"Lebih besar dibandingkan HIV/AIDS setiap tahunnya," tambahnya.

-
Ilustrasi paru-paru penderita TBC. (Live Science)

Tahun 2017 saja, tercatat sudah ada 116.000 warga Indonesia yang meninggal akibat penyakit TBC. Di tahun 2018, angka ini menurun jadi 98.000.

Presiden Jokowi menambahkan, sebagian besar penderita TBC berasal dari kelompok usia produktif, mulai dari 15 hingga 55 tahun.

"Sekitar 75% pasien TBC adalah kelompok produktif artinya di usia produktif 15-55 (tahun). Ini yang juga harus kita waspadai," jelasnya.

Dia ingin pelacakan terhadap penderita TBC dilakukan seperti halnya melacak pasien corona. Pasalnya, masih banyak penderita TBC yang belum diketahui.

"Ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC dan yang ternotifikasi baru 562 ribu. Sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33%, ini hati-hati,"

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X