Politik Gagasan Bakal Dongkrak Jumlah Pemilih Rasional di Pemilu 2024, Benarkah?

- Selasa, 17 Januari 2023 | 08:27 WIB
Ilustrasi pemilih di Pemilu. (ANTARA FOTO).
Ilustrasi pemilih di Pemilu. (ANTARA FOTO).

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai di Pemilu 2024 ada saja pemilih rasional yang mendasarkan pada visi-misi, program, kinerja, rekam jejak, hingga gagasan dari kandidat calon presiden.

Lantaran ada pemilih yang seperti itu, maka dibutuhkan kerja keras dalam upaya meningkatkan literasi pemilih agar mampu melihat kapabilitas dan kompetensi dari para kandidat calon pemimpin.

"Pemilih rasional akan meningkat ketika politik gagasan mengemuka. Ketika politik Indonesia sudah mulai mengedepankan adu program, adu gagasan, maka pemilu akan menghadirkan politik ide dan gagasan sehingga pemilih rasional akan lebih menonjol menguat," tegas Ujang kepada wartawan, Selasa (17/1/2023).

Baca Juga: Soal Pengumuman Nama Capres, Megawati: Ini Urusan Gue!

Tapi kalau selama ini pemilih masih emosional dan dimobilisasi maka rasionalitas akan terbelakang. Sedangkan di sisi lain, ada pula pemilih emosional akan menjatuhkan pilihan berlandaskan kedekatan, kharismatik, ataupun hubungan keluarga.

"Pemilih kita ini anggap bagi 2, pemilih yang rasional, juga pemilih yang emosional. Mudahnya seperti itu," urai dia.

Selain itu, ada pemilih dimobilisasi. Pemilih jenis itu hanya akan peduli pada pemberian. Bagi mereka, janji, visi-misi, gagasan adalah sekedar bohong, bual-bualan saja. Yang dipilih ialah yang memberikan sesuatu.

"Pemilih juga ada, istilah saya, dimobilisasi atau dibeli. Nah, pemilih kita ini masih banyak yang dibeli. Dimobilisasi lalu dibeli," tegasnya.

Baca Juga: Soal Deklarasi Anies Capres 2024, Demokrat Ngaku Masih Rumuskan Formula Kemenangan

Menurut Ujang, mayoritas pemilih yang belum rasional juga menjadi penyebab maraknya politik uang, money politics. Masyarakat Indonesia juga belum memilih berdasarkan visi misi, ide gagasan,dan program, tetapi lebih parah lagi dimobilisasi.

"Karena itulah pemilu kita banyak money politics yang TSM (terstruktur, sistimatus, masif) dan itu terjadi pada setiap pemilu secara terus-menerus. Bahkan 2024 juga akan semakin masif," katanya.

Hingga saat ini dari beberapa partai politik yang tegas menyatakan untuk mengusung Ketua Umumnya sebagai calon presiden baru Partai Golkar saja. Di mana para kader patuh dengan putusan Munas Golkar agar mengusung Ketua Umumnya Airlangga Hartarto sebagai calon presiden.

Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengatakan, adalah sebuah kebanggaan bagi  Partai Golkar mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai Calon Presiden di Pemilu 2024

“Golkar memang sudah seharusnya begitu, harus fight mengusung ketum untuk maju capres atau cawapres. Paling tidak itu akan menguatkan kebanggaan kader dan juga internal golkar serta memperbesar coattail effect,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X