Kejadian ini terjadi saat Pike bersama dengan saudara lelakinya sedang melewati hutan untuk mengunjungi rumah tetangganya. Saat ditengah perjalanan, datang seekor singa gunung yang langsung menyerang Pike.
Singa gunung yang menyerang Pike diduga berbobot 65 pon atau 29 kilogram.
Karena ketakutan saat diserang, Pike melakukan apa saja untuk bertahan hidup. Ia meninju tubuh singa dan menggunakan sebatang tongkat yang diarahkan ke matanya.
Sayangnya, tongkat yang digunakannya patah. Sementara itu, saudara lelakinya langsung berlari untuk memberitahu kepada orang tuanya dan meminta bantuan.
"Aku hanya meninju, mencoba meraih apa pun yang aku bisa, seperti sebatang tongkat. Aku memang menemukan sebuah tongkat dan mencoba mengarahkan ke mata hewan itu. Namun sesaat setelahnya, tongkat langsung patah," ujar Pike.
Mengetahui anaknya diserang singa gunung, ayah Pike langsung bergegas ke hutan dengan membawa pisau saku. Saat tiba di tempat kejadian, ia melihat kepala Pike sudah masuk ke dalam mulut singa. Ia pun langsung menancapkan pisau hingga singa itu menjauh.
Atas insiden ini Pike sampai membutuhkan 60 jahitan dan 2 kali operasi untuk menyelamatkan nyawanya. Bahkan kelopak mata Pike pun harus dioperasi.
Singa gunung yang menyerang Pike kemudian di eutanasia (praktik pencabutan nyawa melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau minim rasa sakit).