Sistem Kesehatan Brasil Enggak Siap Hadapi Virus Corona

- Selasa, 21 April 2020 | 09:52 WIB
Ilustrasi fasilitas kesehatan di Brasil (MAPIO)
Ilustrasi fasilitas kesehatan di Brasil (MAPIO)

Di tengah pandemi virus corona, Presiden Brasil mengambil langkah berisiko. Menteri kesehatan Luiz Henrique Mandetta dicopot jabatannya oleh Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

Sejak muncul kasus virus corona di Brasil, Presiden Jair Bolsonaro berulang kali mengatakan jika virus corona tak ubahnya dengan flu biasa. Dalam beberapa pekan terakhir, pendapatnya itu disanggah Menkes Luiz Henrique Mandetta yang mengimbau warga Brasil untuk isolasi mandiri di rumah demi penyebaran virus. 

Namun perselisihan terjadi, Presiden Brasil menolak usulan Menkes untuk mengunci wilayah karena dianggap bisa memicu banyak krisis. Sejak Menkes Luiz lengser, Nelson Tiech, pengganti Luiz mengatakan masih terlalu dini untuk Brasil akan mengubah strateginya melawan virus corona. 

Seorang dokter dan juga pengusaha itu mengatakan senada dengan usulan Presiden Brasil untuk tidak mengunci wilayah, namun ia tidak yakin Brasil mampu hadapi virus corona dengan cara seperti ini. 

-
Ilustrasi seorang perawat tengah memakai masker bedah (freepik)

Banyak pihak bertanya-tanya, mampukah Brasil melawan virus corona dengan kondisi seperti ini? Apalagi ketika melihat sistem kesehatan Brasil yang dinilai belum siap dalam menghadapi pandemi. 

Sebagaimana dikutip Foreign Policy, Selasa (21/4/2020), apa yang disampaikan Presiden Brasil rupanya tak mendapat dukungan dari staf kenegaraan lainnya. Para Gubernur dan Walikota sebagian besar melawan usulan Presiden untuk tidak menutup bisnis dan tetap mengimbau warga untuk tetap tinggal di rumah. 

"Masalahnya adalah wacana itu sangat kontradiktif," kata Cecilia Machado, seorang Ekonom dan Profesor di Fundacao Getulio Vargas di Rio de Janeiro. Sedangkan studi ilmiah mengungkap kalau 70 persen kepatuhan warga turut berpengaruh dalam menekan penyebaran virus corona. 

Di sisi lain, keputusan Presiden Brasil untuk tidak menutup lini bisnis merupakan angin segar bagi para pekerja di sektor informal untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemi. 

Berdasarkan data Worldometers, Selasa (17/4), virus corona telah menginfeksi 40.743 kasus dengan jumlah kematian sebanyak lebih 2.587 jiwa. Melihat jumlah tersebut, berbagai wilayah di Brasil mengakui kewalahan menghadapi pasien virus corona. 

-
Ilustrasi repid test virus corona (freepik)

Di Ceara misalnya, ruang ICU sudah terisi penuh dan tak ada ruang cadangan untuk merawat pasien. Berbagai rumah sakit di Rio de Janeiro kapasitas ruang ICU mencapai 88 persen. Jika kasus terus melonjak, sistem kesehatan mereka bisa runtuh. 

Sedangkan di Sao Paulo, lebih dari 80 persen ruang ICU juga penuh. Krisis ruang perawatan ini terus bertambah hingga meluas ke berbagai wilayah lainnya. 

"Semua rumah sakit umum sudah berjuang. Itu baru permulaan dan diperkirakan akan terus bertambah," papar Joao Amadera, seorang dokter dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Sao Paulo. 

Brasil bukan satu-satunya negara yang lamban dalam respons menghadapi virus corona. Di negara lain, termasuk Amerika Serikat, mobilisasi yang lambat oleh pihak berwenang telah berdampak buruk. Berdasarkan data terbaru, Amerika Serikat menduduki peringkat satu dengan kasus virus corona tertinggi di dunia. 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X