Lewat tangan terampil Agung Santoso (40) warga Dukuh Ngaglik, Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Klaten, limbah kayu mahoni dan kayu jati dari perusahaan mebel disulap menjadi kerajinan kapal layar dalam botol.
Selain limbah kayu, Agung, panggilannya juga memanfaatkan botol bekas yang diperoleh dari limbah medis rumah sakit dan limbah botol minuman lainnya.
Pedagang tahu putar haluan
Agung awalnya adalah pedagang tahu dan kerupuk. Karena penghasilannya enggak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, muncul ide untuk mengolah limbah kayu yang berlimpah di desanya.
Pria lulusan MTs Tegalarum, Kecamatan Karanganom, itu mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ide muncul saat ia lagi nongkrong di Malioboro, Yogyakarta. Di sana, Agung melihat salah satu kerajinan yang dijual berupa miniatur kapal layar di dalam botol.
Sesampai di rumah, Agung langsung coba-coba membuatnya sendiri. Enggak disangka, Agung berhasil membuat kerajinan miniatur kapal di dalam botol versi dirinya.
Miniatur kapal dalam botol mulai dipasarkan ke sejumlah tempat wisata di kota Yogyakarta, Solo dan Semarang. Lama-kelamaan hasil kerajinannya dikenal di Makasar dan Bali.
Setelah cukup laris di pasaran, kapal-kapal dalam botol dari berbagai ukuran tersebut menembus obyek wisata di Danau Toba dan Pulau Komodo.
Enggak berhenti di situ saja, akhirnya beberapa pembeli dari Amerika, Bahama, Thailand, Jepang dan Turki ikut memborong karyanya untuk dijual di negara mereka masing-masing.
Miniatur kapal dalam botol buatan Agung dijual mulai dari Rp10 ribu sampai lebih dari Rp1 juta, tergantung tingkat kesulitan.
Artikel menarik lainnya:
-
5 Alasan Wajib Nonton Drakor 'Narco-Saints', Salah Satunya Endingnya Bikin Geleng Kepala
-
Siapapun Boleh Makan Gratis di Sini Tanpa Syarat, Menunya Selalu Berganti Setiap Hari
-
Cerita Fabiola, WNI yang Hamil dan Melahirkan di Belgia: Gila, Tunjangannya Banyak Banget!
-
Dapat BLT Rp500 Ribu, Kakek di Parepare Ini Sebut Tak Ada Pengaruhnya karena BBM Maha