Keren! Di Tangan Pria Ini Limbah Karung Goni Jadi Barang Nyeni, Gak Nyangka Cuannya Segini

- Senin, 29 Agustus 2022 | 17:09 WIB
Kerajinan karung goni, ngeri tapi nyeni (Z Creators/Edelweis Ratushima)
Kerajinan karung goni, ngeri tapi nyeni (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Bagi sebagian besar masyarakat, karung goni masih dianggap sebagai barang yang kurang bernilai atau dihargai dengan rupiah yang rendah.

Namun di tangan Heru Dono (53), seniman asal Klaten, Jawa Tengah ini, limbah karung goni justru dimanfaatkan menjadi barang yang nyeni atau bernilai ekonomi tinggi.

-
Aneka kreasi dari limbah karung goni (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Pria lulusan Seni Rupa UNS Solo ini, pertama kali membuka usaha ini di Bandung, Jawa Barat. Setelah lama berkecimpung di Bandung, bapak dua putra ini memindahkan usahanya ke kampung halamannya, yaitu Klaten, sejak 2021 lalu, atau setahun belakangan.

Kini workshopnya berada di Dukuh Timbul Rejo, Desa Karanganom Mudal, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah. Dalam menyelesaikan pekerjaan, Heru Dono dibantu lima orang karyawan.

-
Heru bekerja dibantu lima karyawannya (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Ketika ditemui Tim Z Creators, Edelweis Ratushima, Heru panggilannya, menceritakan alasan khusus dirinya menekuni usaha berbasis limbah, bukan yang lainnya.

"Alasannya panjang. Satu di antaranya, kami ingin membuat suatu produk yang belum banyak digarap orang lain. Dari perjalanan panjang, akhirnya kami memutuskan membuat handycraft atau kerajinan limbah karung goni ini," jelas Heru Dono yang juga mahir di seni karawitan ini.

Di tangan Heru Dono dan para pekerja seninya, limbah karung goni ini dibuat tas karakter tiga dimensi, hiasan dinding, topi, sabuk, tempat botol minuman, dan lain-lain. Untuk tas karakter, ia membanderol seharga Rp125 ribu-Rp250 ribu.

Hiasan dinding ukuran sedang seharga Rp2 juta, topi berkisar Rp200 ribu sampai Rp500 ribu dan hiasan dinding besar berbentuk naga berkisar Rp10 juta.

"Ini kita menjual seni atau art-nya. Untuk membuat tas karung goni saja itu cukup mudah. Sehari bisa 20 buah. Namun karena ada karakter tiga dimensinya, itu yang cukup susah. Sehingga dalam satu minggu, kami hanya bisa menghasilkan 15-20 potong saja," jelas Heru.

Sebagai gambaran, bila memakai tas produk Republik Karung Goni, akan terlihat perbedaan yang menyolok di punggung. Kita seolah-olah menggendong kepala monyet, kepala orangtua yang berkumis tebal, bajak laut, atau karakter lainnya.

-
Aneka kreasi dari limbah karung goni (Z Creators/Edelweis Ratushima)

Dalam memasarkan produknya, Heru Dono sudah mempunyai pelanggan tersendiri yaitu para komunitas barang antik. Selain memenuhi permintaan pasar Jawa Tengah, ia juga memasok untuk Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sumatera dan Kalimantan.

Untuk workshop yang berada di Klaten ini, hanya menyuplai permintaan pasar secara rutin dan kontinyu. Namun apabila mendapatkan pesanan banyak, produknya akan dibuat di workshop yang ada di Jawa Barat.

"Kalau diproduksi di sini enggak akan mampu, karena bahan bakunya terdekat ada di Jawa Barat. Kalau mendapatkan pesanan banyak ya, kami memproduksinya di sana, di Jawa Barat," tambah Heru.

Produksinya yang anti mainstream, sangat diminati banyak orang, terutama di lokalan Klaten dan sekitarnya. Banyak pembeli yang mendatangi workshopnya untuk memilih-milih tas yang disuka.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X