Raut wajah bangga bercampur haru tak bisa disembunyikan dari wajah dr Sri Amin Dariati, adik paling kecil Dokter Karneni yang kemarin hadir dalam grand launching Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Campurdarat dr Karneni Tulungagung.
Sri Amin Dariati tidak sendirian, beliau hadir bersama dengan sejumlah cucu dari Dokter Karneni.
Pemkab Tulungagung sendiri akhirnya mematenkan nama Dokter Karneni sebagai nama Rumah Sakit Umum (RSUD) type D yang dibangun di wilayah kecamatan Campurdarat Tulungagung.
Baca juga: Enggak Bisa Menikmati Hidup Jadi Alasan Orang Korsel Ogah Jadi Dokter Spesialis
Pembangunan RSUD ini merupakan upaya Pemkab Tulungagung untuk mempermudah layanan kesehatan kepada warga Tulungagung yang ada di wilayah selatan.
Pemberian nama rumah sakit menggunakan nama Dokter Karneni bukan tanpa alasan, sebab Dokter Karneni merupakan salah satu pelopor pelayanan kesehatan bagi masyarakat Tulungagung pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, bersama dengan koleganya, Dokter Iskak yang namanya sudah lebih dulu diabadikan menjadi nama RSUD dr Iskak Tulungagung.
Dokter Sri Amin Dariati dalam kesempatan itu mengenang sekilas kisah hidup kakaknya itu usai menerima penghargaan dari Pemkab Tulungagung.
Menurutnya, Dokter Karneni telah berpulang pada tahu 1985 yang lalu, begitu juga dengan istri dan anak semata wayangnya.
Dokter Karneni merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara, perbedaan usia antara dirinya dengan dokter Karneni cukup mencolok, sebab dirinya adalah anak paling kecil dari 9 bersaudara itu.
"Beliau itu anak ketiga dari 9 bersaudara, kalau saya anak terakhir, jadi jaraknya jauh sekali kayak anak sama bapak," ujarnya kepada Z Creators.
Dokter Karneni menghabiskan pendidikan kedokterannya di Universitas Indonesia (UI) lalu lulus saat Indonesia tengah berusaha merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Sebagai seorang pemuda yang cinta akan tanah airnya, Dokter Karneni sudah dipersiapkan untuk berangkat ke Irian Barat, namun takdir berkata lain karena jelang keberangkatannya, Dokter Karneni mengalami sakit dan gagal diberangkatkan sehingga harus kembali ke Tulungagung.
Kemudian bersama dengan rekan seperjuangannya, Dokter Iskak, beliau memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Tulungagung.
Baca juga: Aman Enggak Sih Ibu Menyusui Jalani Puasa Ramadan? Ini Kata Dokter