Gedung Putih Kecam Facebook Sebagai Media Sosial yang Sering Menyebarkan Informasi Salah

- Jumat, 16 Juli 2021 | 15:41 WIB
Ilustrasi logo facebook. (REUTERS/Dado Ruvic)
Ilustrasi logo facebook. (REUTERS/Dado Ruvic)

Facebook diklaim tidak melakukan dengan baik dalam mencegah penyebaran berita bohong tentang Covid-19 dan vaksin, kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada hari Kamis.

Facebook, yang memiliki Instagram dan WhatsApp, perlu bekerja lebih keras untuk menghapus informasi vaksin yang tidak akurat dari platformnya, kata Psaki.

Dia juga mengatakan 12 orang bertanggung jawab atas hampir 65% misinformasi anti-vaksin di platform media sosial. Temuan ini dilaporkan pada bulan Mei oleh Center for Countering Digital Hate, tetapi Facebook membantah metodologi tersebut.

"Semuanya tetap aktif di Facebook," kata Psaki, dikutip dari Reuters.

"Facebook juga perlu bergerak lebih cepat untuk menghapus postingan melanggar yang berbahaya," katanya.

Sementara itu, Ahli Bedah Jenderal AS Vivek Murthy juga memperingatkan tentang meningkatnya berita bohong tentang Covid-19 dan vaksin, dengan mengatakan bahwa itu membuat lebih sulit untuk memerangi pandemi dan menyelamatkan nyawa.

-
Ilustrasi vaksinasi. (REUTERS/Tatyana Makeyeva)

Dalam nasihat pertamanya sebagai dokter terkemuka negara di bawah Presiden Joe Biden, Murthy meminta perusahaan teknologi untuk mengubah algoritme mereka untuk lebih jauh menurunkan informasi palsu dan berbagi lebih banyak data dengan peneliti dan pemerintah untuk membantu guru, petugas kesehatan, dan media memerangi informasi yang salah.

Informasi palsu menimbulkan keraguan untuk mendapatkan vaksinasi, yang mengarah pada kematian yang dapat dicegah, kata Murthy.

Dia juga mengatakan bahwa informasi yang salah dapat mempengaruhi kondisi kesehatan dan ini menjadi masalah di seluruh dunia.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan perusahaan telah bermitra dengan pakar pemerintah, otoritas kesehatan, dan penelitian.

Facebook telah memperkenalkan aturan untuk tidak membuat klaim palsu tertentu tentang Covid -19 dan vaksinnya. Namun, para peneliti dan anggota parlemen telah lama mengeluhkan lemahnya pengawasan konten di situsnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X