Studi Temukan Sisi Gelap dari Memaksa Orang untuk Mengikuti Vaksinasi!

- Minggu, 13 Juni 2021 | 15:10 WIB
Ilustrasi vaksinasi. (photo/Pexels/Gustavo Fring)
Ilustrasi vaksinasi. (photo/Pexels/Gustavo Fring)

Terdapat sebuah studi baru menunjukkan bahwa memaksa orang untuk vaksinasi bisa menjadi kontra-produktif. Penelitian ini telah mengamati survei yang dilakukan oleh 2.653 penduduk Jerman selama gelombang pertama dan kedua pandemi, telah analisa bagaimana sikap berubah dari waktu ke waktu selama 2020. 

Pemerintah Jerman sendiri telah berkomitmen untuk menjaga agar vaksin tetap sukarela bagi penduduknya. Meskipun tingkat infeksi 15 kali lebih tinggi di Jerman selama gelombang kedua pada Oktober dan November, data menunjukkan bahwa resistensi terhadap vaksinasi wajib meningkat dari gelombang pertama pada Aprile dan Mei. 

Peserta ditanya seberapa besar kemungkinan untuk divaksinasi. Selama kedua gelombang, orang lebih cenderung ingin lakukan vaksinasi jika mereka tidak harus melakukannya, tetapi adanya kesenjangannya lebih besar kedua kalinya. Melihat hal itu, salah seorang ekonom, Samuel Bowles memberikan komentarnya.

"Kesalahan yang mahal dapat dihindari jika pembuat kebijakan merenungkan dengan hati-hati biaya penegakan hukum," kata Samuel Bowles. 

"Ini tidak hanya dapat meningkatkan penentangan terhadap vaksinasi, tetapi juga meningkatkan konflik sosial dengan semakin mengasingkan warga dari pemerintah atau elit ilmiah dan medis." jelasnya. 

Peneliti juga melihat beberapa prediktor untuk setuju divaksinasi, dan kepercayaan pada lembaga publik adalah yang besar. Keraguan mengenai efektivitas vaksin dan penentangan terhadap pembatasan kebebasan pribadi juga terkait erat. 

Peneliti juga berpendapat bahwa memaksakan orang untuk melakukan jabs menghilangkan hak mereka, dianggap terlalu mengontrol, dan mengurangi kepercayaan pada vaksin, karena jika vaksin itu aman dan efektif, kenapa penegakan harus dilakukan?

"Bagaimana perasaan orang tentang mendapatkan vaksinasi akan dipengaruhi oleh penegakan dalam dua cara - itu bisa menghilangkan perasaan pro-vaksin, dan mengurangi efek positif dari konformisme jika vaksinasi bersifat sukarela," kata psikolog dan ekonom perilaku Katrin Schmelz , dari University of Konstanz di Jerman.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X