Ketahui Ginjal Kamu Sehat dengan Pemeriksaan Urine dan Darah

- Kamis, 12 Januari 2023 | 22:30 WIB
Ilustrasi pemeriksaan ginjal. (FREEPIK/sirichaiec2)
Ilustrasi pemeriksaan ginjal. (FREEPIK/sirichaiec2)

Beberapa di antara kamu mungkin penasan, apakah ginjal sehat atau tidak. Untuk memastikannya bisa dengan pemeriksaan urine dan kadar kreatinin dalam darah.

"Ambil darah atau dengan pemeriksaan urine, ada protein yang bocor, diperiksa melalui mikroskop melihat zat-zat yang seharusnya tidak ada seperti sel darah merah," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof Dr dr Endang Susalit, Sp.PD, KGEH, dikutip dari Antara.

Endang juga menuturkan bila kadar kreatinin dalam darah normal, kemudian tak ditemukan zat bukan seharusnya di urine, maka ginjal dapat dikatakan normal.

Baca juga: Curhat Pilu Petani Idap Gagal Ginjal Stadium 4, Bisa Cuci Darah Berkat BPJS Kesehatan

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), pemeriksaan darah dilakukan untuk memastikan fungsi ginjal berjalan baik.

Tes darah kreatinin serum mengukur jumlah kreatinin dalam darah. Jika ginjal seseorang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka kadar kreatinin serum naik.

-
Ilustrasi tes darah. (FREEPIK)

Namun, tingkat normal pada seseorang akan bergantung pada jenis kelamin, usia, dan jumlah massa otot yang dimiliki tubuhnya.

Selain tes darah kreatinin, ada juga pemeriksaan filtrasi glomerulus (GFR) untuk melihat seberapa baik ginjal membuang limbah, racun, dan cairan ekstra dari darah.

Baca juga: 2 Direktur Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut Menghilang, Polri Keluarkan Status DPO

Di sisi lain, ada juga pemeriksaan urine dilakukan untuk mencari albumin atau protein yang diproduksi hati dalam urine. Salah satu tanda awal penyakit ginjal yakni ketika protein bocor ke dalam urine atau disebut proteinuria.

Menurut CDC, penderita diabetes termasuk yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronik sehingga dokter umumnya merekomendasikan mereka melakukan pemeriksaan fungsi ginjal.

Dilansir Antara, Endang juga mengatakan penyakit ginjal kronik saat ini menjadi masalah kesehatan di Indonesia dengan angka prevalensi sekitar 10 persen pada orang dewasa.

Menurut dia, kondisi ini bila tidak dapat diatasi dengan pengobatan dan diet rendah protein akan berakhir dengan gagal ginjal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien yang pada umumnya memerlukan pengobatan pengganti ginjal, yaitu dialisis atau transplantasi ginjal.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X