Ini Bahayanya Jika Saturasi Oksigen di Bawah 95 Persen

- Senin, 5 Juli 2021 | 11:17 WIB
Ilustrasi hasil rontgen dada. (Pexels/Anna Shvets)
Ilustrasi hasil rontgen dada. (Pexels/Anna Shvets)

Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, masyarakat memburu oksigen untuk keluarganya yang membutuhkan. Bahkan, hal ini disebut memicu kelangkaan oksigen.

Pasien Covid-19 yang membutuhkan tabung oksigen adalah mereka yang saturasi oksigennya berada di bawah 95 persen. Saturasi oksigen adalah tingkat persentase hemoglobin yang terikat oksigen.

Dilansir dari Healthline, Senin (5/7/2021), hemoglobin adalah zat dalam darah yang mengikat oksigen untuk dibawa melalui aliran darah ke organ, jaringan, dan sel-sel tubuh. Untuk mengukur saturasi oksigen, bisa menggunakan oksimeter.

Kadar saturasi oksigen yang dikatakan normal adalah jika berada di antara 95 sampai 100 persen. Sedangkan dikatakan tidak normal apabila saturasi oksigen berada di bawah 95 persen.

Tingkat oksigen darah di bawah normal disebut hipoksemia. Inilah yang sering menimbulkan kekhawatiran. Semakin rendah tingkat oksigen, maka semakin parh hipoksemia dan dapat menyebabkan komplikasi pada jaringan dan organ tubuh.

Jika kadar oksigen di tubuh terlalu rendah, maka dapat menimbulkan beberapa dampak buruk, termasuk:

  1. Sesak napas
  2. Nyeri dada
  3. Kebingungan
  4. Sakit kepala
  5. Detak jantung cepat.

Gejala yang mungkin timbul jika saturasi oksigen rendah adalah sianosis, yaitu adanya perubahan warna biru pada dasar kuku, kulit, dan selaput lendir.

BACA JUGA: Ini 6 Gejala Long Covid-19 yang Kamu Harus Tau!

Sianosis juga dianggap sebagai keadaan darurat. Jika mengalaminya, harus segera mendapat perawatan medis. Siaonis dapat menyebabkan gagal napas dan berakibat pada kematian.

Ini beberapa penyebab kadar oksigen seseorang rendah:

  1. Penyakit paru obstruktif kronis, termasuk bronkitis kronis dan emfisema
  2. Sindrom kesulitan pernapasan akut
  3. Asma
  4. Paru-paru kolaps
  5. Anemia
  6. Kelainan jantung bawaan
  7. Penyakit jantung
  8. 8. Emboli paru.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

X