Waspada! Anak Perokok Berisiko 4 Kali Lebih Besar Alami Gangguan Pernapasan

- Kamis, 4 Mei 2023 | 16:48 WIB
Ilustrasi rokok dihancurkan (freepik)
Ilustrasi rokok dihancurkan (freepik)

Dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) menjelaskan, anak yang hidup dengan orangtua atau keluarga perokok berisiko empat kali lebih besar mengalami gangguan pernapasan, dibandingkan yang tidak.

Berkaca dari itulah, dr Nastiti berharap hal itu bisa menjadi perhatian bagi orangtua atau anggota keluarga.

"Anak yang hidup dengan perokok itu empat kali lebih tinggi kemungkinan untuk masuk ke rumah sakit karena gangguan pernapasan dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok. Jadi itu patut menjadi perhatian," kata dr Nastiti seperti dikutip dari ANTARA, Kamis (4/5/3023).

Baca juga: Waspada! Berbuka Langsung Merokok Bahaya Bagi Tubuh

Dia menambahkan, anak yang tinggal dengan orangtua perokok bisa disebut dengan Third Hand Smoker. Meskipun orang tua mengaku tidak pernah merokok di depan anak, nyatanya penelitian menunjukkan partikel-partikel dari asap rokok dapat menempel di meja, sofa, atau menempel di tembok.

Ini juga berlaku pada rokok elektrik atau yang sering disebut vape. Menurutnya, paparan asap vape sama bahayanya dengan asap rokok biasa.

Tidak hanya asap rokok, paparan alergen udara lainnya seperti debu, udara dingin dan paparan asap lainnya juga bisa menjadi pencetus asma pada anak kambuh atau tambah parah.

"Sebetulnya masih banyak asap-asap yang lain yang juga bisa mencetuskan serangan. Seperti Asap kendaraan bermotor ketika memanaskan mobil atau motor asapnya masuk ke dalam rumah itu bisa menjadi pencetus, Kemudian asap masakan yang bisa sangat iritatif. Misalnya membuat masakan yang sangat tajam aromanya dan menusuk hidung Misalnya menumis sambal," jelasnya.

Dokter tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan anak dengan penyakit asma harus bisa ditangani dengan benar.

Baca juga: Soal Aturan Rokok di RUU Kesehatan, Kak Seto: Belum Lindungi Anak dari Iklan Rokok

-
Ilustrasi anak mengalami gangguan pernapasan (freepik)

Serangan asma yang berat dengan kondisi sesak napas hingga penurunan kesadaran bisa mengancam jiwanya, meski angka kematian asma pada anak masih lebih rendah dibanding dengan penyebab kematian lainnya seperti pneumonia dan infeksi pernapasan lainnya.

Selain itu, penanganan yang tidak benar juga dapat memengaruhi kualitas hidupnya sehingga tidak sebaik anak-anak normal lainnya.

"Karena kalau misalnya asmanya tidak tertangani anak asma jadi takut berolahraga karena berolahraga bisa menyebabkan serangan misalnya. Dia takut beraktifitas dengan leluasa, kemudian dia juga sering mengalami gangguan tidur ketika serangan asma terjadi pada malam hari. Itu adalah hal-hal yang seringkali membuat kualitas hidup anak dengan asma terganggu," imbuhnya.

Orangtua kata dr Nastiti berperan dalam penanganan dan pengobatan anak dari asma. Dia mengatakan, orangtua bisa mengenali faktor-faktor yang sering mencetuskan asma pada anak, agar terhindari dari faktor-faktor serangan asma.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X