Memasuki usia 6 bulan, bayi biasanya mulai belajar mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Hal ini membuat ibu membutuhkan peralatan makan untuk bayinya. Tentu setiap ibu menginginkan yang terbaik untuk anaknya termasuk kualitas dan keamanan bahan dari peralatan makan bayi.
Kebanyakan peralatan makan untuk bayi yang beredar di pasaran terbuat dari plastik. Namun hal itu menimbulkan kekhawatiran karena plastik bisa saja mengandung bahan kimia yang berbahaya.
General Manager Sugarbaby Shirley Imanata menerangkan, peralatan makan bayi berbahan silikon tengah menjadi tren di negara-negara seperti Australia dan Amerika. Banyak ibu dari negara-negara tersebut yang mulai meninggalkan peralatan makan bayi dari plastik karena tahu bahayanya. Namun tidak dengan ibu-ibu di Tanah Air.
"Jujur ibu-ibu di Indonesia masih belum paham tentang peralatan makan bayi dari silikon. Alasannya karena banyak yang berpandangan negatif ketika mendengar kata silikon, karena mikirnya karet," ujar Shirley saat ditemui Indozone dalam peluncuran Sugarbaby Healthy Silicone Feeding Set, Selasa (4/2/2020) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Selain itu harga peralatan yang menggunakan bahan ini lebih mahal, bisa 30-50% daripada plastik," imbuhnya.
Shirley menjelaskan, peralatan makan bayi dari silikon memiliki banyak kelebihan, dibanding peralatan makan dari plastik. Salah satunya bahan silikon bisa dipanaskan berulang dengan ketahanan suhu mencapai 220 derajat celcius. Oleh karenanya peralatan makan bayi dari silikon bisa dimasukkan ke steamer, oven, maupun microwave.
"Kalau peralatan makan dari plastik enggak bisa disterilisasi berulang, 6 bulan harus ganti. Malah plastik, apalagi yang melamin tidak bisa kena suhu panas tinggi, maksimal hanya 120 derajat celcius. Karena bisa mengeluarkan zat berbahaya bagi kesehatan," ungkap Shirley.
Ditambahkan olehnya, peralatan makan bayi dari silikon dapat bertahan lama dan tidak akan mengelupas. Perawatannya juga cukup mudah. Ibu hanya tinggal mencuci peralatan setelah dipakai dengan air hangat dan sabun cuci menggunakan spons.
"Kalau bisa habis dipakai langsung segera dicuci bersih agar tidak ada kuman. Lalu jika ingin disimpan harus dikeringkan lebih dulu," pungkas Shirley.
