Dear Orangtua, Ini Bahaya yang Terjadi Jika Jadwal Imunisasi Anak Terlewat!

- Kamis, 11 Mei 2023 | 15:45 WIB
Ilustrasi imunisasi anak (Freepik)
Ilustrasi imunisasi anak (Freepik)

Orangtua seringkali lupa dengan jadwal imunisasi atau malas imunisasi yang penting untuk si kecil. Akhirnya kebiasaan tersebut bisa berdampak pada tumbuh kembang si kecil.

Imunisasi berperan penting sebagai komponen dasar untuk perlindungan kesehatan. Imunisasi merupakan salah satu kisah sukses kesehatan dan pembangunan global dalam upaya menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun.

Imunisasi sangat bermanfaat terutama bagi anak-anak untuk mencegah dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Namun, banyak orang tua lalai dengan jadwal imunisasi anak yang semestinya dilakukan.

Baca juga: Jangan Lalai Bun, Ini Pentingnya Imunisasi Booster Buat Anak!

Akhirnya, berdasarkan data WHO pada 2021, sebanyak 25 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Data ini 5,9 juta lebih banyak dari tahun 2019 dan merupakan jumlah tertinggi sejak tahun 2009.

Sementara di Indonesia, jumlah anak yang belum diimunisasi lengkap sejak 2017 hingga tahun 2021 adalah 1,525,936 anak.  Untuk menekan jumlah ini di tahun 2022, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), namun capaian BIAN belum mencapai target, terutama provinsi yang berada di luar regional Jawa dan Bali, dimana capaian rata capaian rata-rata di regional ini masih di bawah 35%. 

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) mengatakan, semakin lengkap imunisasi yang diberikan pada anak, semakin baik pula perlindungan kesehatan anak. Tentunya juga akan berdampak pada kualitas hidup anak di masa depan.

Baca juga: Kemenkes Ungkap Pemicu KLB Polio karena Anjloknya Cakupan Imunisasi, Menurun 50 Persen

"Imunisasi telah terbukti berperan penting dan efektif dalam meningkatkan kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah berbagai penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)," ujarnya dalam acara Media Briefing Pekan Imunisasi Dunia 2023 kolaborasi GSK dan Kemenkes, baru-baru ini.
Imunisasi Anak

-
Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K) (Z Creator/Dewi Kania)

Diungkap Prof Hartono, bila banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap kelak dapat berpotensi terjadi wabah berbagai penyakit (PD3I). Dampaknya buruk terhadap kesehatan anak di masa depan.

Jika imunisasi anak terlewat atau belum mendapatkan vaksin tertentu sama sekali karena beberapa hal, seperti sakit berat atau terlupa, disarankan untuk melakukan imunisasi kejar (catch-up immunization). Imunisasi kejar dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian beberapa jenis vaksin lainnya atau imunisasi rutin.

"Anak bisa mendapat suntikan vaksin lebih dari 1 kali dalam satu waktu, misalnya dengan pemberian vaksin Hexavalen yaitu kombinasi vaksin DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), Hepatitis B dan Polio," ujar Prof Hartono.

Baca juga: Warning! Kasus Campak Melonjak di Papua Tengah, Kemenkes Minta Segera Imunisasi MR

Pada pertengahan tahun 2022 lalu, Kementerian Kesehatan juga telah menambahkan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia. Dari 11 antigen menjadi 14 antigen, yaitu vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah penyakit pneumonia, vaksin Rotavirus untuk mencegah diare yang disebabkan oleh rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker serviks. 

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

X