Kemenkes Ungkap Pemicu KLB Polio karena Anjloknya Cakupan Imunisasi, Menurun 50 Persen

- Selasa, 21 Maret 2023 | 08:30 WIB
Petugas kesehatan memberikan tetesan vaksin polio tahap dua kepada pelajar di Sekolah Dasar Negeri 7, Banda Aceh. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Petugas kesehatan memberikan tetesan vaksin polio tahap dua kepada pelajar di Sekolah Dasar Negeri 7, Banda Aceh. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Dr Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, cakupan imunisasi polio yang anjlok selama pandemi, menjadi pemicu Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah daerah.

Nadia menjelaskan, anjloknya imunisasi polio di masa pandemi COVID-19 turun sekitar 40--50 persen. Inilah yang menjadi penyebab KLB polio.

"KLB polio terjadi, karena sejak pandemi COVID-18 di tahun 2020, 2021, 2022, cakupan imunisasi dasar lengkap turun ke 40--50 persen. Selama berpuluh puluh tahun, itu 80--90 persen," katanya usai menghadiri agenda Penghargaan Penanganan Pandemi COVID-19 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (21/3/2023).

Baca juga: Kasus Polio Terdeteksi di Purwakarta, Dinkes DKI Jakarta Tingkatkan Kewaspadaan

Dia menjelaskan, Indonesia sudah memasuki tahap eradiksi polio, di mana angka kasus harus ditekan sampai nol di seluruh daerah.

Namun akibat cakupan imunisasi polio yang turun, mengakibatkan imunitas kelompok yang telah dibangun berpuluh tahun lewat imunisasi rutin, kian melemah.

Kemenkes melaporkan, saat ini terdapat sejumlah kasus polio di Indonesia, di antaranya satu kasus di Purwakarta, Jawa Barat, dan tiga kasus di Pidie, Aceh.

"Pada 2020, Indonesia masih aman, karena herd immunitynya masih ada. di 2021 sudah turun, di tambah lagi ada anak baru yang lahir dan belum divaksinasi," katanya.

-
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi (ANTARA/Andi Firdaus)

Di tahun 2023, Kemenkes kembali menggencarkan program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Kemenkes sudah menyusun strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak, guna perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Pertama, menambah tiga jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin, termasuk polio, menjadi 14 vaksin. Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk anti diare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.

Vaksin itu diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD untuk mencegah potensi kanker serviks saat anak menjadi dewasa.

Baca juga: Imunisasi Ikhtiar Orangtua Lindungi Anak dari Penyakit Menular, Termasuk Polio

Target akselerasi program BIAN dan BIAS di Pulau Jawa-Bali mencapai 90 persen. Khusus di luar Jawa-Bali, berkisar antara 80 persen peserta.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X