Dokter Anak Curhat Soal Kasus Gagal Ginjal Akut: Ada Keanehan

- Rabu, 2 November 2022 | 18:30 WIB
Ilustrasi anak sakit. (FREEPIK/user18003440)
Ilustrasi anak sakit. (FREEPIK/user18003440)

Kasus gagal ginjal akut pada anak menjadi sorotan dari berbagai pihak. Bagaimana tidak? Penyakit ini membuat masyarakat khawatir di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Tidak hanya masyarakat, ternyata para dokter anak di Indonesia juga merasa risau dan frustrasi dalam menghadapi kasus ini. Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso.

Baca juga: Pasien 23 Tahun Gagal Ginjal Gara-gara Hampir Setiap Hari Konsumsi Minuman Saset

Disebutkan bahwa terjadi keanehan dalam kasus gagal ginjal akut pada anak. Sebab, setelah para pasien dilakukan cuci darah, alih-alih sembuh, mereka malah meninggal dunia.

"Saat ini kami dokter anak cukup frustasi menghadapi kasus gagal ginjal karena ini aneh. Kalau gagal ginjal akut saja, tidak ada kencing, dilakukan cuci darah anaknya selamat, ini cuci darah anaknya malah meninggal," kata dr Piprim dalam rapat kerja komisi IX DPR RI, Rabu (2/11/2022).

Lebih lanjut, dr Piprim menjabarkan pada pasien balita yang mengalami gagal ginjal akut mengalami penurunan kesadaran dengan cepat padahal sudah melakukan cuci darah. Setelahnya, napas pasien terhenti dan diperlukan menggunakan alat bantu.

-
Ilustrasi obat sirup. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

"Awalnya bangun dan dengan cepat dia mengalami penurunan kesadaran padahal sudah melakukan cuci darah, napas berhenti. Kemudian dilakukan pemasangan alat bantu napas, ujungnya meninggal," tambahnya.

Setelah melakukan penyelidikan, ternyata banyak obat sirup yang dikonsumsi balita mengandung senyawa etilen glikol (EG). Oleh sebab itu, meskipun pasien sudah melakukan cuci darah, kadar EG dalam tubuh balita masih tinggi.

Baca juga: Dilaporkan Kasus Gagal Ginjal Akut, Kantor PT Afi Farma Didatangi Tim Bareskrim Polri

"Rupanya banyak kadar EG yang melebih batas di darah pasien. Sehingga walaupun sudah cuci darah, EG masih tinggi," paparnya.

Dengan investigasi yang dilakukan Kemenkes, BPOM, dan Bareskrim Polri, pihak IDAI menuntut kasus ini diselesaikan dengan seadil-adilnya dan mendapat ganjaran setimpal. Sebab, bagi para dokter anak, satu nyawa anak sangat berharga.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X