Vaksin Belum Ada, Pola Hidup Seperti Ini Efektif Bunuh Virus Korona 

- Jumat, 31 Januari 2020 | 15:08 WIB
Ilustrasi antisipasi virus korona (Unspalash/Free To Use Sounds)
Ilustrasi antisipasi virus korona (Unspalash/Free To Use Sounds)

Infeksi virus korona baru atau 2019-nCoV semakin mengkhawatirkan. Jumlah pasien dan korban jiwa terus bertambah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengeluarkan status darurat internasional terkait penyebaran virus.

Menurut Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng M. Faqih S.H., M.H, virus korona baru sangat infeksius. Sebab seharusnya virus korona baru hanya ada di hewan. Namun sekarang dari hewan bisa berpindah ke manusia bahkan dari manusia ke manusia. Selain itu, dari imported kasus telah menular ke penduduk lokal.

"Di Indonesia belum ada kasus yang terkonfirmasi, tapi jangan lengah. Soalnya di Singapura dan Malaysia sudah ada 3 orang. Untuk kasus kematian juga tidak murni (virus) korona baru, tapi punya penyakit lain sehingga bertambah parah," ujar Daeng saat ditemui Indozone, Jumat (31/1/2020), di Kantor PB IDI, Jakarta Pusat.

Guna mencegah terjadinya infeksi virus korona baru di Indonesia, Daeng mengimbu masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Terlebih saat ini belum ada obat dan vaksin untuk menangani virus. Caranya dengan menggunakan masker dan rajin cuci tangan.

"Biarpun umum, tapi pencegahan dengan hidup bersih dan sehat bisa efektif karena saat ini vaksin belum ada," kata Daeng.

Selain itu, menjaga daya tahan tubuh juga menjadi kunci agar masyarakat tidak terserang virus korona baru. Apabila daya tahan tubuh baik, maka bisa melawan virus tersebut. Untuk menjaga daya tahan tubuh, langkah yang bisa dilakukan adalah istirahat yang cukup, melakukan aktivitas fisik, dan mencukupi kebutuhan gizi.

"Sebenarnya semua kuman, bakteri, virus, kalau kekebalan tubuh baik bisa dilawan.  Paling tidak tiga hal itu dijaga," ucap Daeng

Dengan daya tahan tubuh yang baik, apabila virus berusaha menginfeksi maka penatalaksanaan yang dilakukan dokter hanya pengobatan suportif. Sebab memang belum ada vaksin dan obat buat virus korona baru.

"Pengobatan suportif itu mendorong daya tahan tubuh tetap bagus, terus kuat-kuatan. Entah daya tahan tubuh yang menang atau daya tahan virus. Virus itu pada hakekatnya hampir seluruhnya infeksi self limited disease, virus bisa mati sendiri apabila badan tetap bugar dan daya tahan tubuh kuat," pungkas Daeng.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X