Penyebaran Terus Meluas, Ilmuwan Temukan Mutasi Unik Virus Corona 

- Selasa, 5 Mei 2020 | 16:02 WIB
Ilustrasi virus corona bermutasi (BBC)
Ilustrasi virus corona bermutasi (BBC)

Pandemi virus corona yang semakin meluas, para ilmuwan mencoba meneliti terkait pelacakan mutasi virus SARS CoV-2. Hasilnya terungkap ada mutasi baru dan unik pada virus tersebut. 

Efren Lim, ketua tim peneliti di Arizona State University (ASU) telah mengungkap bagaimana virus corona (Covid-19) dapat menyebar, bermutasi sampai beradaptasi dari waktu ke waktu. 

Untuk melacak virus di seluruh dunia, Lim dan timnya menggunakan teknologi sequencing terbaru di ASU Genomics Facility untuk dapat membaca semua 30.000 koda kimia dan genetik SARS CoV-2 yang disebut genom. 

Setiap urutan disimpan ke bank gen di seluruh dunia dan dijalankan organisasi ilmiah nirlaba yang disebut GISAID. Hingga saat ini lebih dari 16.000 sekuens virus corona telah disimpan dalam database EpiCoVTM GISAID. 

Data menunjukkan sumber virus berasal dari Wuhan, Tiongkok. Sementara banyak kasus di Arizona dan juga Eropa bersumber dari perjalanan ke negara terdampak. 

-
Ilustrasi virus corona (Archyworldys)

Sebanyak 382 sampel swab yang diperoleh dari pasien Covid-19 di Arizona dijadikan objek penelitian. Para ilmuwan mengidentifikasi mutasi virus corona yang belum pernah ditemukan sebelumnya, yang mana ada 81 kode belum pernah ada di database dari GISAID.

Tim virologi di ASU menemukan bahwa semua kasus positif menunjukkan genom virus SARS CoV-2 berbeda satu sama lain. Hal itu berarti kasus yang baru ini tidak ada hubungannya dengan kasus pertama di Arizona yang tertular karena memiliki riwayat perjalanan ke negara terdampak. 

Ilmuwan tersebut pun menemukan kalau virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19 bermutasi dengan membuat protein tertentu sebagai alat bantu menginfeksi ke inang manusia. Proses ini juga membuat virus berkembangbiak dan akhirnya menyebar ke orang lain. 

-
Ilustrasi virus corona (FDA)

Tim ASU terus memahami konsekuensi fungsional dari mutasi virus. Protein virus dianggap membantu SARS-CoV-2 menghindari sistem imun manusia, akhirnya membunuh sel. Hal tersebut membuat virus menginfeksi sel-sel lain dalam reaksi berantai yang dengan cepat menyebabkan virus membuat salinan dirinya di seluruh tubuh, akhirnya menyebabkan gejala Covid-19 yang serius 8-14 hari setelah infeksi awal.

Lim menunjukkan bahwa hanya 16.000 genom SARS-CoV-2 yang telah diurutkan hingga saat ini, yang kurang dari 0,5 persen dari strain yang beredar. Saat ini ada lebih dari 3,6 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Demikian sebagaimana dikutip MedicalXpress, Selasa (5/5/2020). 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

X