Jangan Sepelekan Pingsan, karena Bisa Menyebabkan Kematian Mendadak

- Jumat, 24 Januari 2020 | 17:14 WIB
 ilustrasi orang pingsan (fatetraining)
ilustrasi orang pingsan (fatetraining)

Mungkin kita pernah melihat orang yang tiba-tiba jatuh pingsan di sekitar kita. Biasanya sebelum pingsan, orang tersebut akan merasakan pusing saat duduk dan berdiri, yang diikuti dengan rasa mual serta keringat dingin dan kulit berubah jadi pucat.

Pingsan sendiri adalah salah satu mekanisme pertahanan alami dari tubuh. Hal ini biasanya terjadi saat pasokan darah dan oksigen sangat rendah di dalam otak. Alhasil, fungsi otak akan terhambat dan berpengaruh pada organ lainnya.

-
ilustrasi orang pingsan (unsplash/Johnny Cohen)

Meski terlihat sepele, nyatanya pingsan bisa jadi pertanda sesuatu yang buruk terjadi pada tubuh. Salah satunya ialah gangguan irama jantung (aritmia), yang bisa berujung kematian mendadak.

Dr. Dicky Armein Hanafy yang merupakan dokter spesialis jantung dari RS MMC Jakarta, mengatakan bahwa pingsan berulang kali dan disertai dengan jantung berdebar-debar adalah salah satu ciri gangguan irama jantung yang harus diwaspadai.

"Pingsan terkadang tidak berbahaya. Tetapi walau hanya sekali, tetapi kalau ada riwayat berdebar sebelumnya, harus segera diperiksakan," ujar Dicky.

Selain keluhan jantung berdebar, ciri lainnya yang ditimbulkan ialah adanya faktor riwayat mati mendadak dari pihak keluarga.

-
ilutsras jantung berdebar-debar (freestocks.org)

"Kalau hanya pingsan tidak ada keluhan sebelumnya umumnya bisa saja enggak ada apa-apa. Tetapi ada riwayat di keluarga mati mendadak, nah itu harus segera diperiksakan. Jangan-jangan gejala awal mati mendadak juga," katanya.

Aritmia yang merupakan penyakit sistem listrik jantung, timbul karena adanya gangguan pada pembentukan atau penjalaran impuls listrik. Kondisi ini akan menyebabkan irama jantung tidak berdenyut secara ritmik, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat.

Normalnya, jantung akan berdenyut sebanyak 50-90 kali per menit. Denyut jantung yang berdenyut kencang bisa mencapai angka 200 kali per menitnya. Sementara denyut jantung yang lambat biasanya terjadi sebanyak 40 kali per menitnya.

-
ilustrasi orang pingsan (deviantart)

 

Sementara itu, dokter spesialis jantung dari RS MMC Jakarta. dr. Sunu Budhi Raharjo menjelaskan, sebelum pingsan, biasanya pasien aritmia akan mengalami pusing atau kleyengan akibat pompa jantung tidak optimal.

Ketika hal ini terjadi, maka sebaiknya periksa diri ke dokter, terutama spesialis aritmia. Terlebih kamu yang usianya di atas 30 tahun, agar bisa segera mendapatkan penanganan. Aritmia yang tak tertangani dengan tepat bisa menyebabkan kerusakan otak permanen hingga kematian mendadak.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X