Studi Temukan Virus Korona Berasal dari Ular

- Kamis, 23 Januari 2020 | 15:33 WIB
Ilustrasi virus korona (Unsplash)
Ilustrasi virus korona (Unsplash)

Gegernya penyebaran virus korona yang terjadi di Tiongkok dan menyebar ke negara-negara lain, telah menimbulkan pertanyaan besar. Dari mana virus itu berasal?

Seperti dilansir dari Live Scince, Kamis (23/1/2020), kini peneliti telah menemukan dari mana virus itu berasal. Studi baru mengarahkan bahwa virus korona diduga berasal dari ular.

Studi ini menganalisis urutan genetik virus baru, yang dikenal sebagai 2019-nCoV, dan membandingkannya dengan urutan genetik lebih dari 200 virus korona lain dari seluruh dunia yang menginfeksi berbagai hewan.

Virus korona disebut masih satu fam dengan kelompok virus lain yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, sementara yang lain menginfeksi hewan, termasuk unta, kucing dan kelelawar.  

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, dalam kasus yang jarang terjadi, virus korona pada hewan dapat berevolusi untuk menginfeksi manusia dan kemudian menyebar di antara manusia. Ini adalah kasus dengan SARS dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah) dan tampaknya menjadi kasus dengan 2019-nCoV.

Dalam studi baru, yang diterbitkan saat ini dalam Journal of Medical Virology, para penulis menemukan bahwa 2019-nCoV tampaknya merupakan campuran, atau rekombinasi, dari dua virus korona satu yang diketahui menginfeksi kelelawar dan virus korona lain, namu asalnya tidak diketahui.

Selanjutnya, para peneliti menganalisis urutan genetik 2019-nCoV untuk mencari pola dalam kode genetik yang mengungkapkan host yang terinfeksi virus. Berdasarkan analisis ini, mereka menyimpulkan bahwa 2019-nCoV mungkin berasal dari ular.

"Untuk pertama kalinya tim mengumumkan bahwa ular adalah reservoir hewan satwa liar yang paling mungkin terdapat 2019-nCoV," tulis para penulis.

Dua jenis ular yang umum di Tiongkok Tenggara (tempat wabah itu berasal) adalah Bungarus multicinctus, atau krait dan Naja atra, atau kobra Tiongkok.

"Studi ini sekaligus menemukan hasil rekombinasi genetik, 2019-nCoV memiliki perubahan dalam salah satu protein virusnya yang mengenali dan mengikat reseptor pada sel inang. Pengakuan ini merupakan langkah kunci dalam memungkinkan virus untuk memasuki sel, dan perubahan protein spesifik ini mungkin berkontribusi pada kemampuan 2019-nCoV untuk melompati spesies, dari ular ke manusia," tambah para penulis.

Mereka juga mencatat bahwa ular termasuk di antara hewan yang dijual di pasar grosir makanan laut huanan di Wuhan, tempat yang banyak dikunjungi orang-orang terjangikit virus tersebut.

"Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian pada hewan untuk mengkonfirmasi temuan ini," imbuh penulis.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X