Nasib Perkembangan Janin pada Ibu Hamil Pengguna Narkoba, Bisakah Diselamatkan?

- Rabu, 18 Maret 2020 | 14:18 WIB
Ilustrasi ibu hamil. (Pexels/Garon Piceli)
Ilustrasi ibu hamil. (Pexels/Garon Piceli)

Penggunaan narkoba pada ibu hamil dapat memberikan efek negatif ke janin. Mulai dari keguguran, kecacatan organ, hingga gangguan kognitif. Akan tetapi, bisakah janin yang dikandung oleh ibu pengguna narkoba perkembangannya diselamatkan?

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, jika penggunaan narkoba dilakukan pada saat trimester pertama kehamilan, maka kerusakan bersifat permanen artinya berlangsung seumur hidup dan tidak bisa diperbaiki. Trimester pertama merupakan masa pembentukan organ tubuh seperti saluran pencernaan, saluran pernapasan, otak, ginjal, jantung, dan lain sebagainya.

"Kerusakan yang terjadi pada saat pembentukan organ di trimester pertama bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki lagi selama kehamilan, apalagi setelah lahir. Makanya seorang perempuan yang menggunakan narkoba harus segera berhenti secepat mungkin begitu sadar hamil," ujar dr Ivander saat dihubungi Indozone melalui sambungan telepon, Rabu (18/3/2020).

Semakin lama ibu hamil menggunakan narkoba, maka semakin lama janin terkena paparan dari kandungan obat-obatan. Paparan itulah yang mengakibatkan masalah pada proses pembentukan organ atau bahkan ketika masih pembentukan embrio. Kondisinya sedikit berbeda apabila ibu hamil menggunakan narkoba di trimester kedua atau trimester ketiga.

Dijelaskan oleh dr Ivander, kondisi perkembangan janin yang ibunya memakai narkoba di trimester kedua atau trimester ketiga masih bisa 'diselamatkan' melalui tata laksana medis. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, dosis narkoba yang dikonsumsi ibu hamil. Kedua, frekuensi penggunaan narkoba. Ketiga, durasi atau rentang waktu penggunaan narkoba.

-
Ilustrasi obat-obatan. (Pexels/Freestock.org)

"Harus dilihat memakai narkobanya jelang persalinan atau tidak. Tentunya ibu hamil bilang ke dokternya kalau dia konsumsi narkoba saat mengandung untuk menentukan perawatannya," ujar dr Ivander.

Kejujuran ibu hamil sangatlah penting. Sebab penanganan penggunaan narkoba ibu hamil melibatkan beberapa ahli tenaga medis, bukan hanya dokter kandungan. Sebut saja dokter kejiwaan, psikiater, dan tenaga bidang medis lainnya untuk mengatasi putus obat atau narkoba pada ibu hamil.

Dikatakan oleh dr Ivander, pada prinsipnya apabila ibu hamil pengguna narkoba di trimester kedua atau ketiga sudah sembuh dari adiksi, maka seharusnya bayi bisa lahir dalam kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan bayi yang terlahir dari ibu pemakai narkoba hingga akhir kehamilan.

"Tapi kondisi bayinya tetap beda dengan bayi normal yang terlahir dari ibu tidak memakai narkoba. Jelas bayi tersebut akan kehilangan momen-momen untuk mengoptimalkan perkembangan otak, kemampuan kognitif, dan potensi optimalnya," pungkas dr Ivander.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X