Konsumsi Narkoba saat Hamil, Ini yang Akan Terjadi Pada Janin

- Rabu, 18 Maret 2020 | 13:06 WIB
Ilustrasi ibu hamil (Pexels/freestocks.org)
Ilustrasi ibu hamil (Pexels/freestocks.org)

Vanessa Angel ditangkap oleh jajaran Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat di kawasan Srengseng pada Senin (16/3/2020) malam. Ia ditangkap bersama sang suami dan asistennya. Dalam penangkapan, polisi mengamankan 20 butir pil psikotropika.

Berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut, tes urine menyatakan Vanessa Angel negatif menggunakan narkoba. Kendati demikian, sempat ada pihak-pihak yang mempertanyakan kondisinya. Sebab diketahui artis berusia 28 tahun itu tengah hamil lima bulan. Tentunya memakai narkoba dapat membahayakan janin yang sedang dikandung.

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, penggunaan narkoba terutama di awal kehamilan dapat menghambat pembentukan organ sehingga menyebabkan cacat pada janin.

-
Ilustrasi obat-obatan. (Pexels/freestocks.org)

Dampak Pada Janin

Selain itu, penggunaan narkoba juga dapat memengaruhi pembentukan sel-sel di otak. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan kognitif bayi nantinya.

"Biasanya sel-sel otak tersebut terbentuk sampai usia kehamilan delapan minggu. Lalu selanjutnya terjadi pematangan atau pembentukan sinaps (sambungan-sambungan saraf). Kalau janin terekspos dengan narkoba baik di awal, pertengahan, atau akhir kehamilan, maka nantinya bayi mengalami gangguan kognitif atau kecerdasan," ujar dr Ivander saat dihubungi Indozone melalui sambungan telepon, Rabu (18/3/2020).

Biarpun dampak pada janin akan lebih berat jika ibu hamil konsumsi narkoba trimester pertama, penggunaan narkoba di trimester kedua atau ketiga juga tidak bisa dibenarkan. Janin yang terpapar narkoba selama dalam kandungan, pertumbuhan dan perkembangannya tetap terganggu.

Janin akan kehilangan momen-momen untuk mengoptimalkan perkembangan otak, kemampuan kognitif, dan potensinya. Berbeda dengan bayi normal yang terlahir dari ibu tidak menggunakan narkoba.

"Ketidaksempurnaan tetap ada. Meskipun bayi lahir secara fisik sempurna, tapi kalau secara otak kognitifnya jelek, kehidupannya juga tidak akan berkualitas. Bayi akan menjadi beban bagi orang tua dan negara," tandas dr Ivander.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X