Studi: Bermain Game 10 Menit Setiap Hari Tingkatkan Skill Esport Kamu!

- Selasa, 30 Maret 2021 | 14:57 WIB
Ilustrasi bermain game di PC. (photo/Ilustrasi/Pexels/Soumil Kumar)
Ilustrasi bermain game di PC. (photo/Ilustrasi/Pexels/Soumil Kumar)

Terdapat sebuah studi baru temukan bahwa pemain video game dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan esport mereka dengan hanya berlatih selama 10 menit sehari. Temuan studi ini dipublikasikan dalam jurnal 'Computers in Human Behavior'. Para peneliti dari Lero, Science Foundation Ireland Research Center for Software, dan University of Limerick (UL) memimpin peneliotian itu. 

Studi ini juga menemukan bahwa gamer pemula paling diuntungkan saat mereka mengenakan headshet kustom untuk beri transcranial Direct Current Stimulation (tDCS) selama 20 menit sebelum sesi pelatihan. Dr Mark Campbell selaku Direktur Lero's Esports Science Research Lab (ESRL) mengatakan pekerjaan mereka menunjukkan bahwa neurostimulasi dapat mempercepat peningkatan kinerja motorik khususnya pada peserta esports pemula dan bahwa efek ini terbatas pada sensorik yang lebih kompleks-tindakan motorik. 

"Salah satu esports orisinal dan paling menonjol selama 20 tahun terakhir adalah game first-person shooter (FPS), Counter-Strike: Global Offensive (CS: GO). Kami meminta peserta untuk menembak dan menghilangkan target musuh secepatnya dan seakurat mungkin selama sesi pelatihan mereka dalam penelitian ini , "tambah peneliti Dr Adam Toth.

"Studi kami menemukan bahwa pemain pemula yang menerima tDCS melalui korteks motorik mereka sebelum pelatihan meningkatkan kinerja mereka pada tugas tertentu selama lima hari, secara signifikan lebih banyak daripada pemula yang berlatih tanpa mengikuti rangsangan seperti itu," jelas Dr. Campbell.

Anehnya, menurut Dr. Toth, ketika mereka memeriksa efek tDCS pada pelatihan dibandingkan dengan kelompok yang tidak distimulasi, mereka mengamati efek yang signifikan dari tDCS pada pelatihan untuk target kiri dan kanan, tetapi tidak untuk target tengah.

"Fakta bahwa tDCS memberikan pengaruh pada performa latihan khususnya untuk target yang memerlukan gerakan terkontrol yang lebih besar (target kiri dan kanan) menguatkan pernyataan bahwa tDCS mungkin lebih mampu mempercepat peningkatan performa untuk gerakan motorik kompleks daripada reaksi sederhana," ungkap Dr. Toth.

Dr. Campbell juga mengatakan bahwa bedasarkan temuan tim, tDCS mungkin sangat bermanfaat selama tahap awal pembelajaran tugas.

“Pasien stroke, misalnya, dapat memperoleh manfaat dari tDCS pada awal proses rehabilitasi mereka saat mempelajari kembali gerakan kompleks yang dulunya otomatis,” ungkap Dr. Campbell.

"Kesehatan yang terhubung dan kinerja manusia adalah area pertumbuhan yang sangat besar dan perangkat lunak memiliki peran kunci untuk dimainkan di dalamnya. Di Lero, penelitian kami di sektor ini meluas dari penggunaan kecerdasan buatan untuk meningkatkan deteksi kanker hingga pengiriman perangkat lunak sebagai perangkat medis. Ini adalah area di mana kami terus mengembangkan kemampuan dan kemitraan industri kami. " jelas Direktur Lero yaitu Profesor Brian Fitzgerald.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Streamer Terkenal Ninja Umumkan Idap Kanker Kulit

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:36 WIB
X