Berkunjung ke Bantul enggak boleh melewatkan makanan yang satu ini, yaitu geplak. Geplak merupakan kudapan yang terbuat dari parutan kelapa dan gula. Konon geplak sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Sejarah geplak, enggak lepas dari dua tanaman yang tumbuh subur di Bantul, yaitu tebu dan kelapa. Pada zaman kolonial, Bantul merupakan salah satu daerah penghasil gula di Yogyakarta.
Banyak tanah pertanian di Bantul yang ditanami tebu. Selain penghasil gula, Bantul juga menjadi tempat yang subur untuk pohon kelapa, mengingat kondisi geografis Bantul yang berada di dataran rendah.
Baca Juga: Uniknya Mie Des, Kuliner Bantul yang Terbuat dari Ketela: Mienya Pendek, Teksturnya Kenyal
Produksi gula dan kelapa yang melimpah inilah yang melahirkan geplak. Masyarakat zaman dulu menjadikan geplak sebagai alternatif makanan pengganti nasi.
Pada saat musim paceklik, biasanya masyarakat akan mengonsumi geplak sebagai makanan pokok. Namun, dalam perkembangannya geplak lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas Bantul bahkan Yogyakarta.
Geplak memiliki rasa yang manis dan tekstur yang keras tetapi lembut di dalam. Pada umumnya geplak memiliki bentuk yang bulat tak beraturan, tetapi ada juga yang berbentuk lonjong.
Mulanya, geplak memiliki warna putih dan cokelat. Geplak berwarna putih dibuat dengan gula pasir, sedangkan geplak berwarna cokelat dibuat dengan gula kelapa. Namun, saat ini geplak dibuat lebih berwarna-warni dengan berbagai rasa seperti, stroberi, durian, vanili, cokelat dan lain-lain.
Sejarah geplak yang melekat di masyarakat Bantul membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan geplak sebagai Warisan Budaya Takbenda di Indonesia pada 1 Januari 2010 lalu.
Baca Juga: Resep Nasi Goreng Mawut Nikmat ala Kaki Lima
Salah satu produsen geplak di Bantul yang cukup melegenda adalah Geplak Widodo. Geplak Widodo terbuat dari bahan-bahan alami dan berkualitas tanpa bahan pengawet.
Sama seperti geplak pada umumnya, Geplak Widodo juga memiliki rasa yang manis, legit, dan gurih khas kelapa. Tekstur Geplak Widodo tak terlalu keras dan lembut serta lumer di dalam.
Geplak Widodo hanya tahan 5 hari di suhu ruang. Geplak Widodo dijual dengan dibungkus menggunakan besek bambu. Satu besek geplak dengan berat 500 gram, hanya dijual Rp 30ribu saja. Selain menjual geplak, di sini juga dijual aneka oleh-oleh lainnya, seperti keripik getuk dan peyek.
Geplak Widodo beralamat di Jalan Dr. Soetomo No.18, Badegan, RT 07, Kabupaten Bantul, Yogyakarta dan mulai buka pukul 09:30 – 17:30 WIB.
