Bagi masyarakat tradisional, gotong royong menjadi hal yang kerap dilakukan lantaran mempermudah melakukan suatu pekerjaan. Sama halnya dengan memasak, terdapat sebuah tradisi masyarakat Jawa yang bernama rewang.
Rewang merupakan bentuk gotong royong masyarakat Jawa dalam memasak. Biasanya memasak yang dilakukan dalam rangka menyambut sebuah hajatan besar.
Baca Juga: Nggak Cuma Catering, Nikahan Kaesang dan Erina Gudono Masih Pakai Tradisi Rewang
Dikutip dari laman surakarta.go.id, tradisi rewang merupakan suatu kewajiban di tengah masyarakat Jawa. Para tetangga akan bersiap direpotkan mulai dari H-3 acara untuk memasak menu yang ditetapkan oleh tuan rumah.
Biasanya para tetangga akan merajangi cabai, bawang, bahkan memotongi sayuran serta daging yang akan dimasak untuk menu makanan hajatan.
Tak hanya soal memasak, rewang rupanya menjadi wadah bagi para wanita untuk saling mengobrol, bertukar informasi hingga bercanda bersama menghibur diri.
@prihantikasc — rewang ning ndeso????
? campursari gunung kidul - ????????????????????????????????????????????????????????????
Dengan begitu, silaturahmi pun terjalin dan hubungan antar tetangga dan masyarakat semakin akrab. Tak jarang, rewang dijadikan sebagai media untuk memulai sosialisasi bagi orang-orang baru yang hadir di lingkungan masyarakat.
Baca Juga: Jadi Momen Silaturahmi, Ini Dia Keutamaan dan Manfaat Saling Memaafkan di Hari Lebaran
Beberapa orang bahkan mengaku, jika makanan hasil masakan rewang akan memiliki rasa lebih nikmat ketimbang makanan yang dimasak saat sendirian.
Tentunya, situasi dan silaturahmi seperti ini sulit ditemukan di wilayah perkotaan. Dengan mengandalkan kehigienisan dan juga ekonomis, masyarakat perkotaan kerap mengabaikan hal-hal yang mampu diraih dari rewang.