Selain terkenal karena keberagaman kuliner yang berat maupun ringan, Indonesia juga punya aneka minuman yang menyegarkan jauh sebelum hadirnya aneka es krim impor seperti es krim mochi dari Jepang atau dondurma dari Turki.
Namanya es puter. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara semi tradisional. Hampir seluruh prosesnya dilakukan secara manual, terkecuali dalam proses penggilingan es batu yang memakai mesin penggiling es, sehingga dijamin rasa es puter ini jauh lebih nikmat.
Kalau biasanya penjual es puter berkeliling menjajakan es-nya, seorang ibu rumah tangga asal Bandung bernama Itha Tantiana, berhasil mengkreasikan es puter jadul menjadi jajanan kekinian.
Es puter ‘Delapan Rasa’ ia beri nama, lahir pada pertengahan 2020 sebagai bisnis rumahan di masa pandemi.
Antusiasme masyarakat terhadap es puter ini sangat luar biasa, karena rasanya yang otentik dengan buah-buahan asli, tanpa pengawet, tanpa gula buatan dan perasa buatan.
Pada awal berdiri, Itha hanya membuat tiga varian rasa. Namun sekarang ia sudah berhasil membuat 6 varian rasa di antaranya rasa kelapa, durian, alpukat, ketan hitam, stroberi dan choco supreme.
Ide berbisnis es puter
Awal mula berbisnis Itha menawarkan produknya dari mulut ke mulut. Hingga berjalannya waktu, pemasaran berkembang menjadi lewat online dan sistem reseller. Terbukti saat ini resellernya sudah menyebar di hampir seluruh kota di Jawa Barat.
Es puter ‘Delapan Rasa’ ingin membuktikan bahwa produk lokal salah satunya es puter yang terkesan jadul, memiliki kualitas yang bisa disandingkan dengan produk-produk es kekinian lainnya.
“Harapan kami ingin mensejajarkan produk-produk lokal dengan produk dari luar negeri karena kita bisa lebih berkembang, lebih berkreasi lagi dengan produk lokal karena semuanya memang tersedia di Indonesia. Dari buah-buah tropisnya kita semua lengkap dari rasanya kita bisa ulik sedemikian rupa.” Ungkap Itha sambil mengolah es puter buatannya.
Selain berjualan lewat sistem reseller, pembeli juga bisa datang langsung ke gerai Delapan Rasa mencicipi es puter kekinian yang viral di Bandung. Sperti Sinta Ratnasari yang ketagihan sejak suapan pertama.
“Pas awal awal dikasih temen terus abis itu kok enak banget ya udah aku nanya kontaknya terus ke sini deh. Order ketujuh kali soalnya sebulan tuh pasti ada aja deh. Biasanya (makan) dengan roti atau langsung dari jarnya.” Ungkap Sinta Ratnasari sambil menikmati es puter made in Bandung ini.
Siapa sangka, dari awalnya coba-coba kini Itha bisa menjual 1.500 sampai 2.500 jar es puter setiap bulannya dengan harga Rp60 ribu sampai Rp85 ribu per jar.
Artikel menarik lainnya:
- Sukses Jualan Jamu di Amerika, WNI Ini Ungkap Sulitnya Bisnis di Luar Negeri
- Pengalaman WNI Makan Nasi Padang di Belanda, Pas Bayar Harganya Bikin Shock!
- Murah Banget! Harga Hijab Turki di Sini Mulai dari Belasan Ribu, Hijabers Jangan Kalap!
- Potret Keluarga Sumanto, Satu-satunya Penghuni RT 14 Dusun Ngentak, Klaten
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.