Kamu mungkin sering bertemu kucing jalanan dengan kondisi ekor yang tidak sempurna. Ada yang tampak seperti patah dan bengkok, namun ada juga yang tampak seperti dipotong dan pendek. Kondisi ini hanya bisa kamu temukan di Asia Tenggara saja, termasuk di Indonesia.
Saat kamu berkunjung ke negara lain, seperti Turki, kamu mungkin tidak akan bertemu kucing jalanan dengan kondisi ekor seperti ini. Jadi, mengapa ekor kucing-kucing di luar negeri tampak normal, tidak seperti ekor kucing-kucing di Indonesia?
Dilansir dari dailypaws, ekor kucing adalah perpanjangan dari tulang punggung yang terdiri dari tulang belakang, pembuluh darah, dan otot. Ekor kucing memiliki peran penting dalam pengendalian kaki belakang, kandung kemih, dan usus, sehingga saat kucing mengalami sesuatu pada ekornya, ia akan kesulitan untuk buang air kecil ataupun besar.
Cedera akibat kecelakaan bisa menyebabkan kondisi ekor kucing berubah. Tak dapat dipungkiri jika kucing jalanan memiliki kemungkinan besar untuk mengalami kecelakaan akibat kendaraan bermotor ataupun ulah manusia. Jika ekor kucing mengalami cedera, hal itu akan ditandai dengan terkulainya ekor kucing tersebut. Umumnya, hal ini bisa sembuh dengan sendirinya, namun terkadang ada juga yang membutuhkan bantuan dokter.
Bukan hanya itu, bentuk ekor kucing yang tidak normal juga bisa disebabkan oleh degenerasi karena habitat yang tidak sesuai. Kucing-kucing tersebut tidak bisa berkembang dengan baik karena kebutuhan makanan yang tidak mencukupi dan tidak adanya vaksin untuk kucing-kucing jalanan. Kucing rentan terkena penyakit yang mungkin saja menyebabkan kondisi ekor menjadi tidak normal.
Selain itu, faktor genetis juga bisa menyebabkan kondisi ekor kucing tidak normal. Beberapa ras kucing lahir dengan ekor bengkok, sehingga ketika mereka melakukan perkawinan silang dengan kucing lainnya yang memiliki kondisi ekor normal, ada kemungkinan anak kucing akan lahir dalam kondisi ekor tidak normal.
