Dalam konferensi persnya, Taliban berjanji bahwa hak-hak wanita akan tetap diberikan selama masih dalam batasan Islam. Dan tak lama setelahnya, kelompok ekstrimis itu mulai menghapus penampakan mereka di jalanan. Dianggap haram, berbagai foto menunjukkan poster-poster model wanita di salon yang dicoret-coret.
Taliban sendiri kembali berkuasa di Afghanistan. Ini membuat para wanita di sana merasa ketakutan. Karenya pada rezimnya dulu, Taliban tidak izinkan wanita dan anak-anak perempuan untuk hidup bebas, mereka dimintai memakai burqq, tidak dizinkan bekerja atau sekolah bahkan keluar rumah tanpa adanya pendamping pria.
Dalam keterangannya, juru bicara Taliban mengaku akan menjamin jika hak-hak wanita dihormati selagi masih adalam batasan Islam. Tampaknya hal itu termasuk dengan tidak memperlihatkan diri dengan busana atau tampilan yang dianggap salahi aturan. Karena keesokan harinya, foto-foto wanita di tembok-tembok salon atau butik dihapus dan dicoret.
Berbagai foto memperlihatkan bagaimana sebelumnya ada banyak gambar wanita di publik. Model terlihat memakai riasan cantik, tanpa kerudung, atau busana yang menutup penuh tubuh mereka. Hal itu tampaknya tidak jadi masalah sebelum Taliban kembali berkuasa.
Melihat hal itu, para aktivis terutama yang bela hak-hak wanita pun mengungkapkan kekhawatiran mereka. Salah satunya adalah Masih Alinejad, wanita asal Iran yang belakangan ini sangat aktif melaporkan kondisi di Afghanistan usai dikuasai Taliban.
Yesterday Taliban spokesman Zabihullah Mujahid, made headlines by claiming that they respect women’s rights. But today this is the reality in Kabul: first they erased photographs of women then they’ll remove women from public sphere. Iran have experienced these lies 42 years ago. pic.twitter.com/UfubfDZ6UQ
— Masih Alinejad ????? (@AlinejadMasih) August 18, 2021
"Kemarin juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membuat pernyataan dengan mengaku mereka menghormati hak-hak wanita. Tapi hari ini kenyataannya di Kabul: pertama mereka menghapus foto-foto wanita kemudia mereka akan menghapus wanita dalam lingkungan publik. Iran sudah mengalami kebohongan-kebohongan ini 42 tahun lalu," tulisnya selagi memperlihatkan videonya di Twitter.