Berurai Air Mata, Biarawati Myanmar Berlutut Mohon Militer Tak Tembak Demonstran

- Sabtu, 6 Maret 2021 | 15:21 WIB
Suster berlutut di hadapan militer Myanmar (Twitter/@htinkthu)
Suster berlutut di hadapan militer Myanmar (Twitter/@htinkthu)

Seorang biarawati yang bernama Suster Ann Roza Nu Tawng berlutut dan menangis di hadapan militer Myanmar. Dia memohon kepada polisi dan tentara agar tak menembak demonstran yang melakukan aksi protes kudeta.

Suster Ann bahkan mengatakan dia rela mati demi melindungi demonstran. Dia tidak gentar mendengar tembakan peringatan saat mendekati para aparat bersenjata lengkap itu.

Dilansir Sky News, Suster Ann mengatakan bahwa dia sadar risikonya adalah kehilangan nyawa. Namun, dia rela berkorban demi keselamatan para demonstran.

Kala itu, Suster Ann sedang berada di klinik untuk merawat pasien. Tiba-tiba dia melihat rombongan demonstran dikejar militer bersenjatakan meriam air untuk membubarkan aksi unjuk rasa.

Suster Ann terkejut melihat militer kemudian bersikap brutal. Militer tak segan menghajar bahkan menembak para pengunjuk rasa. Dia merasa seperti sedang menyaksikan perang.

"Saya langsung berpikir bahwa hari ini (28 Februari) adalah hari saya mati. Jadi, saya siap melakukannya," kata dia.

Biarawati berusia 45 tahun itu pun keluar dari klinik dengan tergopoh-gopoh dan menangis berusaha melindungi para demonstran.

"Saya berpikir lebih baik saya yang mati daripada mereka. Saya menangis sejadi-jadinya. Tenggorokan saya sakit," ungkapnya.

Suster Ann Roza hanya memikirkan keselamatan para demonstran, terlebih setelah mendengar kabar dua orang gadis di Naypyidaw dan Mandalay ditembak mati tentara dalam aksi unjuk rasa.

Seorang aparat kemudian mendekati Suster Ann dan mengatakan tak akan menembak demonstran. Namun, biarawati itu tidak percaya dan membawa para demonstran ke kliniknya.

"Mereka (militer) bukanlah penjaga masyarakat. Kami tidak nyaman dan terjadi penangkapan brutal," jelasnya.

Artikel menarik lainnya

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X