Kemendikbud Sebut Pembelajaran Jarak Jauh Jadi Langkah Kecil Menuju Metode Baru di Abad 21

- Kamis, 9 Juli 2020 | 15:51 WIB
Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap secara daring di kediamannya di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap secara daring di kediamannya di Cinunuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Pandemi corona yang melanda Indonesia dan sejumlah negara lainnya sejak Desember 2019 lalu, membuat institusi pendidikan harus beradaptasi dengan metode belajar mengajar baru, yaitu dengan belajar dari rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Program ini, bukan hanya berlaku di Indonesia saja, tapi juga di dunia. Drijen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, Iwan Syahril mengungkapkan, PJJ sudah dibahas dalam seminar bersama UNESCO maupun Global School Leaders.

Seluruh tenaga pendidik sepakat bahwa PJJ adalah langkah kecil menuju metode belajar baru di tahun 2021.

-
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Iwan Syahril, di Jakarta, Senin. (ANTARA/HO-dok pri)

"Satu hal yang kemudian dinyatakan adalah dengan kalimat these are baby steps for everybody. Ini adalah baby steps untuk semua negara, bukan saja negara-negara berkembang yang kesulitan teknologi," ucap Syahril dalam rapat kerja bersama Komisi X, pada Kamis (9/7/2020).

"Bahkan untuk negara maju ini jadi wake up call bahwa sekolah-sekolah belum siap untuk abad 21. Bahkan guru-guru yang dianggap master teacher itu ternyata belum siap menghadapi konteks yang jadi tantangan selama masa pandemi ini," sambungnya.

Atas dasar itulah, kemendikbud sepakat bahwa tantangan ini harus dihadapi dengan cara belajar bersama dan berbagi. Hal itu kata Syahril. sudah sejalan dengan budaya gotong royong yang dianut oleh warga Indonesia.

-
Sejumlah anak belajar. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Oleh sebab itu, Kemendikbud menyediakan protal guruberbagi, agar tenaga pendidik bisa membagikan pengalaman dan materi pembelajaran selama proses belajar di rumah.

"Semua pemangku kepentingan bisa terlibat, tapi khususnya guru dan kepala sekolah berbagaihal-hal atau ide-ide yang bisa dilakukan dalam PJJ selama pandemi. Ini gerakan gotong royong dan terutama yang dibagi itu gerakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)," jelasnya.

"RPP dan materi-materi pelajaran dalam metode daring atau luring atau campuran yang bisa berbagi satu sama lain jadi referensi untuk guru-guru, sekolah-sekolah, orang tua untuk bagaimana melakukan PJJ selama masa pandemi," tambahnya.

RPP yang tersedia di guruberbagi, bisa diakses oleh semua jenjang, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA sampai SLB. Terhitung sejak tanggal 3 Juli 2020, ada sebanyak 5,9 juta pengunjung yang mengakses guruberbagi, untuk mengunduh atau mengunggah RPP.

"Tercatat hampir 600 komunitas terlibat dan 172 aksi kolaborasi, di mana yang paling terpenting menekankan pada pelatihan penggunaan teknologi dan strategi PJJ," ungkap Syahril.

"Kalau dihitung dari berapa banyak yang sudah terlibat, ini jumlahnya 100 ribu yang ikut pelatihan secara kolaboratif dan dilakukan dengan gratis, dan ini terus kami kembangkan agar semakin banyak mendapatkan manfaat bagi guru," sambungnya.

"Karena kalau kami membuat berbagai panduan, tapi dinamika konteks yang ada tentunya terus berubah. Kebijakan Covid-19 harus terus dipantau sehingga gerakan guruberbagi jadi sebuah gerakan yang bisa membantu relevansi apa yang diperlukan para guru dalam pembelajaran, sehingga murid-murid dapat belajar lebih baik lagi," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X