Belanja ke Luar Rumah, Mahasiswa Indonesia di AS 'Dipaksa' Ibu Kos Pakai APD

- Minggu, 12 April 2020 | 12:06 WIB
Mahasiswa Indonesia di Amerika, Rusmiati Syarif. (Dok Pribadi)
Mahasiswa Indonesia di Amerika, Rusmiati Syarif. (Dok Pribadi)

Angka kasus virus corona di Amerika Serikat terus bertambah. Berdasarkan situs Worldometer per Sabtu (11/4/2020), jumlah kasus positif di Negeri Paman Sam mencapai 532.879, dengan angka kematian 20.577 orang, dan sembuh sebanyak 30.453 orang. Dengan demikian, Amerika menempati posisi tertinggi di dunia untuk jumlah kematian akibat virus corona. Angka ini melampaui Italia.

Tingginya jumlah kasus kematian di Amerika, membuat sebagian warganya khawatir. Rusmiati Syarif, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan S2 di George Washington University, menceritakan suka duka menjalani kehidupan di Amerika di tengah pandemi virus corona.

Gadis, sapaan akrabnya, diminta oleh pemilik kos yang ia tempati saat ini untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika ingin pergi belanja ke luar apartemen. APD yang harus ia gunakan berupa penutup kepala, sarung tangan, masker, penutup badan hingga plastik penutup sepatu.

APD tersebut, sambung Gadis, disediakan langsung oleh pemilik kos untuk satu kali pakai. Ia menduga ibu kosnya khawatir atas kasus virus corona yang semakin merebak di Amerika. Si ibu kos kerap membagikan berita-berita terupdate kasus corona di Amerika kepadanya dan mengingatkanya agar selalu waspada. Ia pun tidak menolak saat ibu kos memintanya menggunakan APD, sebab menurutnya hal itu penting sebagai "perisai" saat harus ke luar rumah.

"Kebetulan si ibu concern banget sama kesehatan. Mungkin parno juga kali ya. Berawal dari si ibu suka share-share berita terupdate soal Covid-19 di Amerika dan makin hari makin concern. Kebetulan keluar ke pusat grosir itu kita bareng jadinya ibu selalu ingatkan untuk waspada. Saya sih ikut-ikut aja kebetulan si ibu yang sediain semua," tutur Gadis kepada Indozone, Minggu (12/4/2020). 

Gadis yang tinggal Gaithersburg, Maryland mengaku berbelanja kebutuhan pokok dua minggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi aktivitas keluar rumah. Sejauh ini, sambung Gadis, bahan pangan masih mudah didapat seperti sayur dan lauk pauk. Harganya pun masih terjangkau. Untuk ke supermarket, ia tak perlu menggunakan transportasi umum, sebab bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki 10 menit. 

-
Stok ikan di supermarket di Maryland, Amerika Serikat aman (Dok Pribadi)

Ia menceritakan, pada waktu awal kasus corona merebak di Amerika, warga setempat melakukan panic buying sehingga ia pun tidak kebagian beras saat itu. Namun kini, siklus belanja sudah berbeda, sehingga kekosongan stok barang tidak terjadi lagi.

"Yang pas awal agak parah karena semua serentak belanja, jadi pas waktu itu kita enggak kebagian beli beras," tuturnya.

Mahasiswa jurusan Master of Tourism Administration ini menceritakan, pihak supermarket juga mulai melakukan tindakan pencegahan kepada para pengunjung yang datang, salah satunya dengan menyediakan hand sanitizer dan wipes. Wipes dipakai untuk menggosok-gosokan keranjang atau troli sebelum dipegang oleh pengunjung.

Kemudian, petugas kasir semuanya menggunakan APD lengkap. Bahkan kini, di mesin pembayaran, antara kasir dan pembeli dibatasi dengan kaca bening. Hal ini dikhawatirkan ada pengunjung atau petugas kasir yang batuk atau bersin.

Artikel menarik lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X